Kritik Terhadap Kerancuan Analogi dan Arogansi

Dengan gaya narasinya dan kritiknya masih compang camping,karena dalam narasinya masih dalam pemula, ia berlaga manis dan arogan ketika studynya di pascasarjana Jakarta, ia menampilkan gaya elitenya layak seorang anak pejabat desa dengan pikiran yang borjuis.
Benarlah apa yang dibilang oleh khalifah umar bin Khattab bahwa: belajar itu ada tiga tahapan, tahapan pertama ia merasa sombong karena pengetahuan yang dimilikinya, dan kedua sikap tawadhu (rendah hati) karena ia sudah mengetahui dan memahami semuanya, dan tahap ketiga merasa dirinya tidak tahu apa apa. Kata Socrates bahwa Saya tidak mengajar apapun kepada siapapun, saya hanya membuat mereka berpikir.
Terakhir saya meminjam apa yang dikatakan oleh Mulla sadra bahwa penalaran yang tajam dan dalamnya dimensi mistik dan filsafat pengetahuan harus menyertai individu dalam pencarian akan kebenaran meskipun kebenaran itu dia datang dari manapun. (*)
Sekian Tiada gading yang tak retak semoga bermanfaat
Komentar