CERPEN: Waktu Yang Salah

Karya :Eko Kurniawan

SEMUANYA bermula di awal kenaikan kelas 12. Erick tidak menyangka bahwa hari itu hari pertama masuk sekolah akan menjadi hari di mana hidupnya berubah karna hadirnya sosok perempuan yang membuat Erick semakin semangat untuk menjalani hari-harinya.

Dia melihatnya pertama kali di depan kelas , saat Erick sedang bercanda dengan teman temannya.Seorang gadis keluar dari kelas lalu duduk tepat di hadapan Erick dan menatap ke arah lapangan sekolah dengan pandangan kosong. Tapi kemudian, pandangan mereka bertemu, dan mereka saling bertatapan cukup lama.

Seketika dunia Erick terasa melambat.

Ada sesuatu dalam tatapan mata gadis itu, tenang, datar, tapi memikat. Sesuatu yang membuat jantung Erick berdetak lebih cepat dari biasanya. Tatapan yang membuatnya merasa seperti sedang membaca buku puisi, tanpa tahu arti dari tiap kata, tapi tetap saja indah.

Erick pun bertanya kepada temannya.

“eh itu siapa? Kok gw baru tau ada cewe secantik dia di sekolah ini”

Teman Erick pun menjawab dengan nada mengejek.

“ooh itu anak kelas sebelah, namanya Ara”

Mereka satu angkatan, tapi Erick tidak pernah melihat Ara sebelumnya. Mungkin karena Ara jarang keluar kelas, atau mungkin karena semesta baru mempertemukan mereka saat waktunya hampir habis.

Sejak hari itu, Erick mulai memperhatikan. Mereka sering tak sengaja bertemu di koridor, di perpustakaan, di kantin. Aneh, tapi semesta seperti hobi mempertemukan mereka dalam diam. Bahkan, mereka beberapa kali tak sengaja bertatapan lagi dan setiap kali itu terjadi, Erick makin yakin dia jatuh cinta.

Tak lama setelah itu, Erick mencoba mencaritau tetang Ara melalui social medianya, seperti mencaritau film kesukaan Ara, makanan favoritnya, hingga ke hewan kesukaannya.

Dari situ mereka mulai berkenalan lewat social media, lalu jadi sering bertukar pesan. Obrolan mereka sederhana tentang sesuatu yang mereka suka, tentang film yang sama-sama tak mereka tamatkan, bahkan tentang orang yang mereka suka di sekolah.

Namun saat Ara menanyakan orang yang Erick sukai di sekolah, Erick selalu mengelak tentang orang yang ia sukai, karna Erick belum ingin mengungkapkan perasaannya kepada Ara, menurutnya ini masih terlalu cepat untuk mengungkapkan perasaannya .

Erick tak ingin pertemanannya hancur karna timbulnya rasa cinta kepada Ara, dari situ Erick mencoba menanyakan kepada Ara orang yang ia sukai, dan ketika Ara menjawab dengan jujur, disitulah timbul rasa cemburu pada Erick.

Karna Erick sadar mereka hanya teman, Erick pun tak ingin menunjukkan rasa cemburunya kepada Ara.

Sampai keesokan harinya saat disekolah Erick kembali mengobrol dengan Ara, di tengah obrolan mereka yang sudah jadi rutinitas, Ara mengatakan.

"Aku senang bisa ngobrol kayak gini sama kamu, Erick. Tapi aku harap kita bisa tetap temenan ya. Nggak lebih dari itu."

Erick menjawab, seperti tak mau terlihat kecewa.

"Iya, tentu. Temenan aja juga udah cukup kok"

Tapi kenyataannya tidak. Tidak ketika setiap detik bersamanya sudah membuat Erick berharap lebih.

Mereka tetap bicara setelah itu, tetap bercanda, tetap tertawa meski di dalam hati Erick, perasaannya tumbuh liar tanpa bisa dihentikan.

Tetapi setelah percakapan itu, Erick mulai berpikir apakah ia bisa meluluhkan hati Ara, setelah Ara mengatakan tak ingin lebih dari teman.

Namun Erick berusaha untuk tetap bersikap biasa saja di depan Ara, tanpa memutuskan komunikasi mereka yang hampir setiap hari selalu bertukar cerita dan berkabar satu sama lain tanpa adanya hubungan yang special di antara mereka.

Lama kelamaan Erick mulai mencoba menunjukkan rasa sukanya kepada Ara melalui prilakunya, seperti menawarkan untuk mengantarnya saat pulang sekolah dan mencoba mengajaknya untuk berfoto saat acara sekolah.

Namun suatu hari, semuanya berhenti.

Ara tiba-tiba hilang. Tidak ada pesan. Tidak ada penjelasan. Akun media sosialnya lenyap. Nomor yang biasa mereka pakai untuk bertukar cerita tak lagi aktif.

Erick mencoba menghubungi Ara namun tidak ada balasan,Erick juga bertanya ke teman-teman kelasnya,  tapi tak ada jawaban yang pasti. "Mungkin ia bosan” pikir Erick di dalam hati

Tetapi Erick tidak hanya diam dalam keadaan ini, ia sampai mencoba untuk mengunjungi kelas Ara namun, Ara sudah tidak sama seperti yang Erick kenal, Ara yang ceria dan suka bercanda bersamanya tiba tiba berubah.

Ara selalu mengabaikan Erick ketika mereka bertemu dan berpapasan, Erick seperti orang asing bagi Ara yang dulunya mereka pernah saling tau satu sama lain, namun sekarang semua itu berubah.

Dan Erick dibiarkan menatap layar ponsel setiap malam, menunggu pesan yang tidak akan pernah datang. Memutar ulang percakapan lama yang tersimpan,yang kini hanya menyisakan kenangan

Erick berfikir apakah ada yang salah darinya, sampai Ara tega untuk mengabaikannya tanpa alasan satupun, namun tampaknya memang tak ada yang salah dari Erick.

Beberapa hari kemudian, Erick melihat social media Ara yang menunjukkan kalua dia masih tak bisa lepas dari masa lalunya , disitu Erick mulai sadar bahwa ia di pertemukan dengan Ara di waktu yang salah.

Dari situ, Erick juga mulai menjaga jarak dengan Ara, karna ia berfikir kalau dia terus mengejar cintanya kepada Ara, Ara akan merasa terganggu dengan kehadiran Erick.

Mungkin Ara memang hanya hadir untuk sekejap, seperti bintang jatuh yang tak bisa digenggam hanya dinikmati keindahannya, lalu menghilang, menyisakan langit yang kembali gelap tanpa alasan.

Erick belajar satu hal dari pertemuan itu, bahwa tidak semua perasaan harus dibalas dengan perasaan yang sama,  tidak semua yang hadir akan berakhir indah,dan sebuah pertemuan pasti ada perpisahan. Mungkin mereka hanya di takdirkan untuk bertemu tetapi tidak untuk bersama.

Tapi dia tetap bersyukur pernah mengenal Ara. Meski hanya sebentar, meski akhirnya asing. Karena dari semua tatap yang pernah terjadi, hanya tatapan Ara yang mampu Erick ingat dengan jelas hingga hari ini.(*)

Komentar

Loading...