Menumbuhkan Semangat Gotong Royong

Oleh: Aton Bagaskara Jafar
(Guru Pendidikan Pancasila)
Ketika kita menyebut nama Ki Hadjar Dewantara, pikiran kita akan langsung tertuju pada sosok yang dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional.
Beliau bukan hanya seorang pendidik, melainkan seorang pejuang, pemikir, dan tokoh bangsa yang mengabdikan hidupnya bagi kemerdekaan manusia Indonesia melalui pendidikan.
Salah satu warisan terbesar Ki Hadjar adalah gagasan dan pendirian Taman Siswa pada tahun 1922. Menariknya, beliau tidak menamai lembaganya dengan istilah “sekolah” sebagaimana lazim digunakan, tetapi memilih kata “taman”. Pilihan kata ini bukan tanpa makna; ia sarat dengan filosofi mendalam tentang hakikat pendidikan.
Taman, dalam pandangan Ki Hadjar, adalah ruang yang hidup, segar, dan menumbuhkan. Di dalam taman, setiap tanaman mendapat kesempatan berkembang sesuai kodratnya.
Demikian pula, dalam Taman Siswa, setiap peserta didik diberi ruang untuk tumbuh, berkembang, dan menemukan potensi dirinya. Pendidikan tidak boleh bersifat menekan atau memaksa, melainkan harus membebaskan, menggembirakan, dan menumbuhkan rasa kemanusiaan serta kebangsaan.
Dalam konteks masa kini, gagasan Taman Siswa terasa semakin relevan, terutama ketika kita bicara tentang lingkungan sekolah yang sehat dan indah.
Sekolah bukan sekadar gedung, ruang kelas, atau laboratorium, melainkan sebuah “taman” yang hidup, di mana peserta didik tumbuh bersama dengan lingkungannya.
Baca Halaman Selanjutnya..
Komentar