Antam dan Jalan Kedaulatan di Sektor Pertambangan

Lalu kita lihat, persebaran komoditas pertambangan di Indonesia berdasarkan jumlah Ijin Usaha Pertambangan Operasi (IUP OP). Untuk Nikel, terdapat cadangan terbesar terdapat di tiga daerah, Sulawesi, Maluku dan Papua.
Yakni di Sulawesi Tenggara terdapat 170 IUP dengan luas 243.755 Hektar, Sulawesi Selatan 4 IUP dengan luas 6.996 Hektar dan Sulawesi Tengah 100 IUP dengan 212. 838 Hektar.
Sedangkan di Maluku terdapat 2 IUP dengan luas 8.244 Hektar dan Maluku Utara terdapat 47 IUP dengan luas 160.944 Hektar. lalu di Papua terdapat 1 IUP dengan Luas 5000 Hektar dan Papua Barat Daya terdapat 4 IUP dengan luas 21.420 Hektar.
Dengan potensi yang begitu besar, Indonesia seharusnya masuk dalam segmen pemain utama kendaraan listrik dunia. Saat ini, Cina dan Eropa masih menjadi pasar terbesar kendaraan listrik. Padahal komponen utama kendaraan listrik adalah Nikel dan Indonesia punya potensi yang melimpah.
Indonesia tidak boleh sekedar menjadi pemasok bahan baku komponen kendaraan listrik dunia, namun harus menjadi produsen kendaraan listrik. Ekosistem kendaraan listrik yang terintegrasi, harus dipacu pembangunannya di tanah air, mulai dari hulu sampai hilir, mulai dari komponen hingga kendaraan listrik itu sendiri.
Tidak elok jika begitu masifnya hutan di Sulawesi, Papua dan Halmahera dialih fungsikan untuk kegiatan pertambangan, hanya menjadikan Indonesia sebagai penyuplai bahan baku untuk industri komponen kendaraan listrik semata, bukan pemain utama.
Menjadikan Antam sebagai Pelaku Utama
Dari luas IUP OP dan Sumberdaya Nikel di atas, di dalamnya termasuk dimiliki PT. Antam TBK (Antam). Sebagai Badan Usaha Milik Negara, Antam selayaknya diberi ruang yang lebih besar untuk menjadi pemain utama dan katalisator untuk kendaraan listrik Indonesia.
Baca Halaman Selanjutnya..
Komentar