Penulis melihat hal ini sebagai upaya dalam menghilangkan kesalahan berbahsa sehingga kita tidak pergi pada krisis moralitas generasi yang akan datang.

Ini juga menjadi pelajaran bagi orang tua yang anak-anaknya belum cukup umur untuk mempunyai smartphone (hp) jika memang harus memiliki untuk kepentingan sekolah dan lain.

Sebagainya harap selalu dikontrol bagaimana sebenarnya mengonsumsi konten-konten yang mengedukasi. Karena tidak semua konten yang beredar melalui algoritma media sosial adalah hal yang baik.

Bagi para konten creator, mari kita sama-sama menjaga dan melestarikan budaya di Maluku Utara agar konten-konten yang kita buat tidak hanya menghibur tetapi juga mengedukasi generasi penerus pemegang tongkat estavet selanjutnya.

Tulisan ini bukan semata-mata mengkritik, tetapi perlu kita sadari bahwa kita adalah bagian dari Maluku Utara sehingga penulis ingin agar tulisan ini dapat menjadi edukasi untuk kita semua dalam membuat konten digital.

Sebuah kitipan motivasi yang menjadi landasan moral adalah “dimana kaki menginjak maka disitulah bumi dijunjung” mari kita jaga moral anak-anak kita. Terimaksih. (*)