Perebutan Pulau antara Gebe dan Raja Ampat

Dari sisi politik, klaim atas pulau memperkuat legitimasi pemerintahan daerah dan memperluas otoritas administratif, dari sisi simbolik, kepemilikan pulau adalah tanda kehormatan, martabat, dan sejarah.
Itulah sebabnya konflik ini tidak bisa dilihat sederhana, karena yang dipertaruhkan bukan hanya daratan kecil di tengah laut, melainkan seluruh dimensi modal yang menopang kehidupan masyarakat dan Pemerintah Daerah.
Dampak sosial pun tidak bisa diabaikan. Pulau-pulau kecil sering dianggap sepele, padahal bagi masyarakat pesisir, ia adalah sumber kehidupan.
Nelayan membutuhkan pulau sebagai tempat berlindung ketika badai, lokasi singgah, atau penanda jalur pelayaran. Pulau juga kerap terikat dengan kisah leluhur, ritual adat, atau mitos lokal yang membentuk identitas kolektif.
Karena itu, ketika ada perebutan, masyarakat tidak hanya melihatnya sebagai masalah politik, tetapi juga sebagai ancaman terhadap warisan kultural. identitas lokal pun menjadi taruhannya.
Jika menilik lebih jauh, persoalan ini juga terkait geopolitik. Pulau-pulau kecil di perbatasan sangat penting sebagai penanda batas negara. Indonesia pernah belajar banyak dari kasus Sipadan-Ligitan yang akhirnya jatuh ke tangan Malaysia.
Dari pengalaman itu, seharusnya negara lebih serius dalam mengamankan status hukum, sosial, dan ekonomi dari pulau-pulau kecilnya. Kehilangan pulau bukan sekadar kehilangan tanah, tetapi juga kehilangan kedaulatan, kekayaan laut, dan pengaruh geopolitik.
Baca Halaman Selanjutnya..
Komentar