Milad Kohati ke-59 : Mengungkap Ketimpangan Gender dalam Praktik Organisasi

Siti Sakinah Kasturian

Platform Gerak Kohati yang termuat dalam Pedoman Dasar Kohati menegaskan bahwa “Kohati sebagai bagian integral dari HMI mempunyai peran strategis untuk merespon problem mahasiswi pada khususnya dan perempuan pada umumnya.

Salah satunya adalah problem sosial bernama ketidakadilan yang banyak menimpa kaum perempuan karena ketimpangan pola relasi antarindividu di masyarakat.

Dengan demikian persoalan keperempuanan yang merupakan masalah sosial, harus mendapatkan perhatian serius dari HMI untuk merealisasikan cita-citanya yaitu mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT.”

Dengan demikian persoalan keperempuanan yang merupakan masalah sosial harus mendapatkan perhatian serius dari HMI untuk merealisasikan cita-citanya yaitu mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT.

Tantangan Realitas

Sayangnya, realitas di lapangan sering kali masih menempatkan gerakan Kohati sebagai gerakan "khusus perempuan". Tidak sedikit yang berpikir: biarlah perempuan yang mengurus urusan perempuan.

Padahal, feminisme modern dan Islam progresif sama-sama mengajarkan bahwa ketidakadilan gender adalah persoalan struktural yang mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.

Pandangan yang menganggap urusan perempuan hanya milik Perempuan ini dikenal dengan sebutan gender essentialism. Pandangan ini menempatkan perempuan sebagai pihak yang harus memikul beban ganda: menjadi korban dari sistem patriarki sekaligus menjadi aktor tunggal yang harus memperjuangkan perubahan.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4 5 6

Komentar

Loading...