Demokrasi Dihabisi Nafsu Elit Partai

Ardi Turege

Sudah saatnya rakyat menjadi oposisi terbaik: kritis, aktif, dan berani mengawasi kebijakan ugal-ugalan. Demokrasi hanya bisa bertahan jika wakil rakyat benar-benar menjadi milik rakyat bukan milik oligarki, bukan milik segelintir elite.

Inilah pesan para pendiri bangsa dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945: pemerintahan yang melindungi segenap bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan rakyat.

Jika rakyat diam, sistem kepartaian akan terus dikuasai nafsu kekuasaan. Demokrasi akan merosot menjadi sekadar panggung dagelan tempat elite berpesta di atas penderitaan rakyat. Kini bukan hanya partai yang ditelanjangi, tetapi juga sistem demokrasi kita yang tercemari.

Jika dibiarkan, kita bukan sedang melangkah menuju masa depan yang lebih baik, melainkan menuju jurang kehancuran moral dan politik ketatanegaraan.

Saatnya rakyat membuka mata dan menuntut perubahan. Partai politik mesti kembali ke khitahnya sebagai pilar demokrasi dan wadah artikulasi kepentingan rakyat, bukan sekadar pasar kekuasaan. Demokrasi sejati hanya akan hidup bila kedaulatan rakyat tidak lagi diperalat oleh hawa nafsu elite. (*)

Selanjutnya 1 2 3 4

Komentar

Loading...