Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan sebaliknya: pembangunan sering kali mengorbankan kelompok yang paling rentan. Pembangunan yang merampas sumber hidup masyarakat bukanlah langkah maju. Itu adalah bentuk kekerasan.

Kita harus menghentikan perayaan angka pertumbuhan yang tidak berdampak pada kehidupan masyarakat. Kita perlu berhenti menganggap keberhasilan ekonomi sebagai sesuatu yang baik jika hal itu mengorbankan kehidupan sosial dan lingkungan.

Saatnya bagi kita untuk menyebut apa yang terjadi di Maluku Utara dengan istilah yang tepat: genosida lingkungan. Jika pembangunan tidak berlandaskan keadilan, maka ia hanya akan menjadi alat untuk melegitimasi kekuasaan.

Jika negara lebih mengutamakan kepentingan modal daripada rakyat, maka masyarakat harus angkat bicara. Masyarakat sipil perlu bersatu untuk menolak model pembangunan yang menyingkirkan dan menghancurkan kehidupan. Sebab jika kita terus berdiam diri, yang kita wariskan bukanlah kemajuan, melainkan kehancuran. (*)