Meluruskan Makna Coka Iba dalam Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW

Aton Bagaskara Jafar

Coka Iba dari pelepah sagu melambangkan air, sumber kehidupan bagi manusia dan alam. Terakhir, Coka Iba pecek dari tanah melambangkan asal-usul manusia sekaligus tempat kembalinya setelah mati.

Empat unsur alam ini merepresentasikan kesadaran bahwa kelahiran Nabi Muhammad SAW membawa keseimbangan bagi seluruh alam semesta.

Alam raya bersuka cita, dan manusia diajak untuk merenungkan kembali hakikat dirinya sebagai makhluk yang bergantung pada unsur-unsur dasar ciptaan Allah SWT.

Jejak Historis: Bentuk Coka Iba sebagai Pertemuan Budaya

Selain makna filosofis, Coka Iba juga menyimpan catatan sejarah. Dari segi bentuk, terdapat empat jenis utama: Coka Iba Maba yang lebar dengan hiasan kertas berbentuk bulat atau segitiga, menggambarkan pasukan Mongolia yang berbadan gemuk.

Coka Iba Bicoli yang memanjang, menyerupai pelindung kepala pasukan Persia. Coka Iba Patani dengan kain yang terurai, identik dengan surban pasukan Gujarat. Dan Coka Iba Weda yang berbentuk bulat memanjang, mencirikan penutup kepala pasukan Inggris.

Keempat bentuk ini merekam jejak perjumpaan Islam dengan berbagai bangsa yang membawa pengaruh kultural ke Nusantara. Masyarakat Gamrange mengolah pengaruh-pengaruh tersebut menjadi simbol lokal yang khas, memperkaya tradisi Islam di Maluku Utara.

Penyimpangan dalam Praktik Coka Iba Masa Kini

Sayangnya, makna luhur itu kini semakin memudar. Dalam sejumlah perayaan Maulid Nabi, topeng Coka Iba digantikan dengan bentuk-bentuk yang tidak sesuai: ada yang menggunakan topeng monyet.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4

Komentar

Loading...