Gelombang Protes, Simbol Ketidakadilan

Faldi Ramli 

Ia menggambarkan betapa kesejahteraan pejabat publik sering kali jauh dari realitas rakyat yang hidup dalam kesulitan. Setiap langkah massa di jalanan, setiap poster dan orasi, adalah pernyataan cinta terhadap keadilan dan masa depan bangsa.

Tragedi Affan Kurniawan mempertegas ironi: aparat yang seharusnya melindungi justru menghadirkan ketakutan. Ketika protes damai dijawab dengan kekerasan, rakyat semakin yakin bahwa diam adalah pilihan yang terlalu mahal.

Dari sinilah lahir kesadaran baru, terutama di kalangan generasi muda, bahwa perubahan hanya bisa diperjuangkan dengan keberanian untuk bersuara.

Gelombang protes ini adalah pengingat keras bagi pemerintah. Legitimasi politik tidak cukup jika rakyat tidak merasakan keadilan dalam kehidupan sehari-hari.

Tunjangan besar untuk elit politik di tengah keterpurukan ekonomi rakyat adalah kebijakan timpang yang merusak kepercayaan publik. Bila pemerintah tetap abai, ketidakpuasan rakyat akan terus menjelma dalam aksi-aksi kolektif yang lebih besar.

Akhirnya, protes nasional ini menunjukkan satu hal mendasar: pembangunan tanpa keadilan adalah pembangunan yang rapuh. Rakyat menuntut negara hadir bukan hanya untuk kepentingan elit, melainkan untuk seluruh warganya.

Setiap tragedi seperti kematian Affan Kurniawan harus menjadi pelajaran pahit, bahwa nyawa rakyat tak boleh dipandang murah. Masa depan bangsa hanya akan terjaga jika pemerintah benar-benar mendengar, memahami, dan bertindak demi kepentingan rakyat banyak. (*)

Selanjutnya 1 2

Komentar

Loading...