Catheterization Laboratory Pertama di Maluku Utara Hadir di Tobelo, Bagaimana dengan Rumah Sakit Provinsi?

Jika Tobelo diarahkan menjadi pusat Neuro-Kardio-Vaskular, maka RSUD dr. Chasan Boesoirie bisa fokus mengembangkan diri sebagai Onkologi Center. Pilihan ini bukan tanpa alasan. Beban penyakit kanker di Maluku Utara terus meningkat. Data nasional menunjukkan tren kasus kanker di Indonesia semakin naik dari tahun ke tahun, dan Maluku Utara tidak terkecuali. Sayangnya, hingga kini pasien kanker dari Ternate, Tidore, Bacan, Morotai, hingga Taliabu, masih harus menempuh perjalanan jauh ke Makassar atau Jakarta untuk mendapatkan kemoterapi lengkap, radioterapi, atau layanan bedah onkologi yang lebih memadai. Padahal, RSCHB dengan status rumah sakit provinsi memiliki kapasitas untuk membangun pusat layanan kanker terpadu, dengan fasilitas kemoterapi modern, radioterapi, layanan paliatif, hingga riset onkologi berbasis lokal.
Dengan strategi pembagian peran ini, Maluku Utara justru akan diuntungkan. Tidak hanya memiliki satu pusat unggulan, tetapi dua sekaligus yang saling melengkapi. Tobelo fokus pada otak, jantung, dan pembuluh darah. RSUD dr. Chasan Boesoirie berfokus pada kanker. Keduanya sama-sama menyerap tenaga subspesialis, sama-sama menjadi pusat rujukan, tetapi tidak saling berebut peran. Yang lebih penting, masyarakat akan mendapatkan manfaat nyata: layanan spesialistik dan subspesialistik tidak lagi harus dicari keluar daerah.
Namun ada satu catatan penting yang tidak boleh dilupakan. Kedua layanan unggulan ini tidak akan berarti banyak jika tidak terintegrasi dengan BPJS Kesehatan. Catheterization Laboratory, neurointervensi, kemoterapi, maupun radioterapi adalah layanan berbiaya tinggi. Tanpa jaminan pembiayaan, fasilitas itu hanya akan menjadi monumen mahal yang tidak terjangkau masyarakat luas. Pemerintah daerah dan provinsi harus memastikan agar seluruh layanan unggulan ini masuk dalam skema pembiayaan BPJS, sehingga tidak ada pasien Maluku Utara yang terhalang biaya untuk mendapat layanan terbaik di tanah sendiri.
Apresiasi tetap harus diberikan kepada RSUD Tobelo. Mereka telah membuka jalan, membuktikan bahwa rumah sakit kabupaten pun bisa mencatat sejarah dan menjadi pionir. Tetapi pesan penting yang tak boleh diabaikan: RSUD dr. Chasan Boesoirie juga harus segera berbenah, namun dengan strategi berbeda. Jangan meniru Tobelo, melainkan mengambil peran lain sebagai pusat kanker.
Jika strategi ini dijalankan, maka untuk pertama kalinya Maluku Utara bisa berdiri sejajar dengan provinsi lain, bahkan lebih maju dalam membangun peta layanan kesehatan regional. Bola kini ada di tangan pemerintah Provinsi Maluku Utara: apakah
akan membiarkan rumah sakit provinsi terus tertinggal, atau justru mengubahnya menjadi Onkologi Center yang akan melengkapi langkah besar RSUD Tobelo. Jika keduanya bergerak bersama, maka Maluku Utara bisa memiliki dua pusat unggulan sekaligus: Neuro-Kardio-Vaskular Center di Tobelo, dan Onkologi Center di Ternate. Inilah warisan kesehatan yang sesungguhnya bagi masyarakat Maluku Utara.*
Komentar