1. Beranda
  2. Opini

One Piece dan Politik Dinasti: Dari Fiksi ke Realita Kekuasaan

Oleh ,

Oleh: Gibran Hairudin
(Pegiat Budaya Populer)

Euforia Agustusan tahun ini bukan hanya diwarnai ornamen merah putih. Di sejumlah daerah, marak berkibar kain hitam bergambar tengkorak bertopi jerami, bendera fiktif dari dunia One Piece.

Dari tiang rumah, kendaraan pribadi, hingga mural di aspal jalan, simbol itu hadir seolah menantang ruang publik yang biasanya diisi slogan resmi negara.

Baca Juga: Politik Dinasti di Indonesia, Api yang Membakar Demokrasi

One Piece adalah serial anime asal Jepang karya Eiichiro Oda. One Piece sudah berjalan selama dua dekade dan  punya jutaan penggemar di penjuru dunia.

Tokoh utamanya, Monkey D. Luffy, adalah sosok yang punya mimpi besar yakni menjadi Raja Bajak Laut. Luffy dan Kru Topi Jeraminya menghadapi beragam tantangan, mulai dari rivalitas sesama bajak laut hingga institusi pemerintah dunia yang otoriter dan penuh intrik.

Di balik cerita petualangan dan aksi kru Topi Jerami, One Piece menyajikan kritik tersirat terhadap sistem kekuasaan yang mengekang, termasuk politik dinasti dan kekuasaan otoriter yang kerap terjadi di dunia nyata.

Baca Juga: Koran Digital Malut Post Edisi, Rabu 27 Agustus 2025

Itulah mengapa simbol Topi Jerami kini tidak sekadar menjadi ikon hiburan, melainkan juga simbol perlawanan dan keresahan sosial.

Di dunia One Piece, salah satu gambaran kekuatan otoriter adalah keberadaan Tenryuubito (Bangsawan Dunia) mereka berada di puncak hierarki bukan karena prestasi, tetapi karena garis keturunan.

Baca Halaman Selanjutnya..

Baca Juga