“Catatan Kritis Piagam Ternate”

Namun, nyaris dari tujuh poin penting yang dilahirkan terlihat hanya mengakomodir kepentingan Maluku Utara jauh dari kawasan kutub timur.
Padahal KAHMI memiliki beragama kader yang didalamnya, aktivis dan akademisi potensial beragam disiplin ilmu namun hasil piagam ternate masih jauh dari substansi kepentingan geostrategis wilayah yang meliputi, Maluku Utara, Maluku, Papua, Papua Barat Daya, dan papua selatan. Sesalnya.
Baca Juga: Berbeda dalam Iman, Bersatu dalam Kemanusiaan
Ia juga menambah, Tujuh Poin Penting Hasil Piagam Ternate sudah harus bicara kepentingan lima kawasan kutub timur bukan lagi bicara Hal yang normatif dan terlihat politis.
KAHMI sebagai organisasi besar direpublik ini, sudah harus lebih tajam dan kritis membahas isu" yang berdampak buat kepentingan akar rumput dan kepentingan geostrategi di kawasan Kutub Timur.
Saya menilai tujuh poin piagam ternate yang dihasilkan hanyalah kepentingan perseorangan tertentu dan benar-benar jauh dari khittah KAHMI sebagai kader Umat dan bangsa yang sudah seyogyanya harus bicara soal kepentingan yang lebih spektakuler dan menyentuh substansi kepentingan kawasan kutub timur.
Sehingga KAHMI Maluku Utara, Maluku, Papua, Papua Barat Daya dan Papua Selatan memiliki "Bargaining Power" di mata Indonesia sesuai tema pertemuan regional bahwa "KAHMI untuk Indonesia". Tutupnya. (*)
Komentar