Refleksi Kemerdekaan Republik Indonesia ke 80 Tahun
Semangat Cinta Tanah Air

Kemudian yang kedua. Dalam tafsir Ruh al-Bayan karya Syekh Ismail Haqqi al-Hanafi al-Khalwathi menjelaskan dari tafsir ayat ini ada isyarat bahwa mencintai tanah air sebagian dari iman.
Bahkan Syayida Umur Bin Khattab radiallahu anhu mengatakan bahwa “Tanpa Nasionalisme, tanpa kecintaan terhadap tanah air, niscaya akan semakin porak-poranda suatu negeri yang berkonflik, karena cinta tanah air-lah negeri akan menjadi makmur”.
Yang ketiga. Menurut Imam Al-Bukhari dalam syahihnya juga mengatakan, “Kalu Nabi Muhammad pulang dari luar kota, lalu sudah tampak tembok-tembok Kota Madinah, maka Baginda Nabi menggerakkan untanya agar lebih cepat sampai ke Madinah”.
Hadits ini menurut Ibnu Hajar Al-Askalani dalam Fathu Bari mensyarahkan, bahwa hadit ini menjelaskan tentang kemuliaan Madinah dan di syariatkannya mencintai tanah air.
Bahkan dalam syahih Al-Bukhari juga menjelaskan bahwa Rasulullah selalu berdo’a terhadap dua kota atau negeri yang mulia ini. “Ya Allah anugerahkan kepada kami rasa cinta terhadap Madinah ini, sebagai mana kami mencintai Mekkah, atau lebih dari pada itu”.
Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa “Hubbul waton minal iman” atau cinta tanah air memang diajarkan oleh Agama Islam, diajarkan oleh baginda Nabi Muhammad SAW yang merupakan teladan ummat Islam bahwa mencintai tanah air merupakan suatu keharusan.
Pertanyaannya kemudian, apa yang harus kita lakukan dalam mengimplementasikan “Hubbul waton minal iman” atau cinta tanah air sebaian dari iaman ini.
Baca Halaman Selanjutnya..
Komentar