Memaknai Kemerdekaan di Tengah Tingginya Angka Stunting di Malut

Ahmad Talib

Selain itu, faktor-faktor determinan yang berhubungan dengan status gizi balita serta analisis berdasarkan karakteristik responden. Penurunan prevalensi stunting menjadi 19,8% ini merupakan sebuah pencapaian positif, namun demikian, pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan untuk tidak lengah.

Tantangan ke depan adalah bagaimana mempertahankan trend positif stunting dan mempercepat penurunan stunting agar target Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2045 dapat tercapai.

Provinsi Maluku Utara sendiri mulai mengalami penurunan prevalensi stunting dari 26,15% pada tahun 2022 menjadi 23,7% pada tahun 2023.

Provinsi Maluku Utara sendiri secara nasional masih menempati peringkat ke-19 dalam prevalensi stunting tertinggi, turun dari peringkat ke-13 pada tahun sebelumnya.

Meskipun begitu, beberapa kabupaten di Maluku Utara berhasil menunjukkan trand yang signifikan dalam menurunkan angka stunting. Maluku Utara masih menghadapi tantangan signifikan dalam penurunan prevalensi stunting.

Berdasarkan data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022-2023, prevalensi stunting di Maluku Utara turun menjadi 23,7% pada tahun 2023, sedikit lebih rendah dari 26,15% pada tahun 2022.

Namun, angka ini masih di atas rata-rata nasional yang mencapai 21,5% pada tahun 2023. Banyak hal yang menjadi penyebab tingginya angka stunting di Maluku Utara, padahal daerah ini memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4 5 6 7

Komentar

Loading...