Sementara itu, di bidang pendidikan, kesenjangan juga terjadi secara struktural. Banyak siswa dari daerah-daerah seperti Patani, Wasile, atau Gane harus pergi ke Ternate atau luar provinsi untuk mendapatkan pendidikan unggulan. Padahal, untuk menciptakan SDM unggul, sistem harus mulai dari hulu. Sudah waktunya pemerintah provinsi mendirikan sekolah unggulan negeri baik SMP maupun SMA di jantung Pulau Halmahera. Sekolah berbasis asrama dengan guru pilihan, fasilitas laboratorium, dan kurikulum berbasis prestasi dapat menjadi inkubator generasi emas dari timur.

Kita bisa belajar dari keberhasilan SMA Negeri 17 Makassar, SMA Taruna Nusantara, atau MAN IC di berbagai daerah. Sekolah-sekolah ini secara konsisten meloloskan siswa ke universitas top Indonesia, bahkan luar negeri. Jika konsep seperti itu dibangun di Pulau Panjang Halmahera , maka anak-anak Gebe, Gane, Sagea, Ibu tak perlu lagi “menumpang” ke kota besar untuk bisa berprestasi. Mereka bisa tumbuh besar di tanah sendiri, dengan rasa percaya diri dan nasionalisme yang kuat.

Tak kalah penting, kita juga harus membangun skema afirmasi untuk putra-putri daerah yang menempuh pendidikan tinggi di luar Maluku Utara, agar mereka punya jalan pulang. Skema beasiswa ikatan dinas, kepastian karier, serta lingkungan kerja yang sehat harus dijamin, agar regenerasi tenaga dokter, guru, perawat, dan ahli teknik lokal bisa terus berlanjut. Tanpa regenerasi, kita akan terus menyewa pikiran dari luar dan kehilangan arah kemandirian.

Dengan semua itu, Maluku Utara bisa berdiri kokoh di atas dua pilar yang sejati: kesehatan yang terjangkau dan pendidikan yang bermutu. Dua hal inilah yang akan menentukan nasib provinsi ini dalam 20 hingga 50 tahun ke depan—bukan jumlah smelter, bukan panjang jalan tol, dan bukan seberapa tinggi tower yang dibangun.

Seperti kata Bung Hatta, “Kemerdekaan itu ialah jembatan emas untuk menuju masyarakat adil dan makmur.” Maka di Halmahera, mari kita bangun jembatan emas itu lewat rumah sakit rujukan yang kuat dan sekolah unggulan yang membanggakan. Di situlah letak kemerdekaan kita yang sesungguhnya.