Larangan mencuri pun selalu diingatkan pada anak-anak. Hal ini diakui kedua rekannya. “Dia paling benci dibilang pinjam uang atau mencuri, itu dia paling marah,” tutur Sibli.

Dia pun menanggapi datar, soal kontroversi masyarakat tete Ali, yang dinilai kebiasaan mengucapkan kata-kata kasar dan marah-marah saat live streaming. Menurutnya soal pengaruh buruk tidak terutama pada anak dibawah umur itu kembali kepada didikan orang tua.

“Sebelum Tete Ali anak-anak sudah ada yang maki-maki, terus kalau bisa anak-anak jangan dibiarkan pegang hape, main sosial media secara bebas. Di internet banyak kok video-video yang tidak pantas ditonton tapi kenapa tidak dikomplain?.

Apa karena Tete Ali sudah terkenal, sudah banyak yang nonton makanya hanya komplain Tete Ali,” tegasnya.

“Alhamdulilah dari hasil konten di semua media sosial, kita bisa sedikit demi sedikit memperbaiki rumah Tete Ali agar nyaman ditempati karena kita juga tidak bisa renovasi total karena itu bukan rumah milik pribadi,” kata Sibli.

Dari segi pendapatan, Sibli bilang tidak menentu karena tergantung viewers dan jam tayang. Meski begitu, cukup untuk jajan Tete Ali serta perbaiki rumahnya.

“Kalau di FB pro itu aturan monetisasi baru ketat sehingga pendapatan cukup anjlok tapi Alhamdulilah ada juga dari gift-gift dan tap tap layar saat live TikTok,”katanya.

“Tete Ali tidak pegang hape dan uang, karena takut hilang waktu itu sempat pegang uang 5 Juta tapi ditipu orang uangnya abis entah kemana,”akunya.

Baca Halaman Selanjutnya..