Lebih Dekat dengan Tete Ali, “The King of Emotional” dari Morotai yang Viral
Dikenal Suka Berkata Kasar, Namun Pribadi Berbudi luhur

Kala itu, dia tak membawa pakaian ganti yang layak untuk pesta tersebut. Namun, dia diminta tuan rumah tersebut untuk tinggal. Kakek pun menolaknya dengan mengatakan dirinya tak punya baju ganti.
“Saya ada bajalan terus lihat ada banyak orang-orang dong masak padahal itu acara kaweng, terus dong minta saya jangan dulu pulang nanti ikut antar orang kaweng, tapi saya bilang tra bawa baju terus dong kase pakai baju perempuan karena saya suka baronggeng,” kenangnya.
Pria paruh baya yang kini hidup sendirian di Desa Darame, Kecamatan Morotai Selatan itu mengaku tujuannya saat itu hanya ingin membuat orang tertawa dengan penampilannya yang berbeda, namun ternyata dia merasa senang ketika melihat orang lain tertawa. “Yang penting tong (kita) tidak bikin masalah,”ucapnya lagi.
Namun, dengan penampilannya yang baru itu membuatnya sering menjadi bulan-bulanan warga sekitar. Hal ini pula yang menjadi penyebab King of Emosional mudah naik pitam, dan sering mengumpat.
Dia dianggap sebagai Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dan mendapatkan perlakuan yang tak sepantasnya dari warga baik anak kecil hingga orang dewasa.
Rekan Tete Ali, Aipda Sibli Siruang, mengaku sedih melihat kondisi Tete Ali, dari perlakuan masyarakat hingga kondisi tempat tinggalnya di jalan Siswa, Desa Darame, Pulau Morotai. Awalnya, dia meresponsnya hanya dengan lawakan.
Namun, lama- kelamaan Tete Ali pun geram. “Anak-anak ini sudah bagara (mengolok-olok) Tete Ali, bilang Tete Ali gila, papancuri soma dan sebagainya bahkan mereka suka lempar rumah sampai bocor. Lama kelamaan Tete Ali mulai geram dan melawan dengan cara memaki, kejar mereka bahkan buat katapel,”tuturnya.
Baca Halaman Selanjutnya..
Komentar