Tete Ali dan Komunikasi Empatik di Media Sosial

Komunikasi penuh “emosi dan makian” tete Ali sekilas tidak menyakiti orang lain, karena bukan-siapa-siapa yang ia maki, ini refleksi atas emosional yang bersangkutan ketika dipanas-panasi, disulut emosinya.
Namun makian itu tujuannya pada jenis kelamin “Perempuan sebagai anak gadis, atau seorang ibu, yang tentu kurang tepat”. Alangkah eloknya jika tete Ali diberi kesadaran berkomunikasi dalam konteksnya di youtube (medsos), sehingga menghilangkan kata-kata kasar penuh makian dengan kata yang lain yang lebih
elegan.
Dan ini adalah tanggung jawab kita semua, Lembaga Pendidikan, media massa,
termasuk guru, dosen, orang tua, sehingga control terhadap hal-hal dianggap destruktif bisa kita hindari. Semoga bermanfaat. (*)
Komentar