MBG: Antara Gizi dan Masalah

(3). Sosial dan budaya juga dapat mempengaruhi keberhasilan program MBG serta faktor-faktor seperti adat istiadat, kepercayaan, dan nilai-nilai sosial juga perlu diperhatikan.
(4). Faktor ekonomi seperti biaya bahan makanan, biaya operasional, dan biaya lain-lain perlu menjadi perhatian. (5). Faktor teknologi seperti ketersediaan teknologi pangan, sistem informasi, dan infrastruktur teknologi dapat mempengaruhi keberhasilan program MBG.
(6). Bencana alam dan kegentingan seperti gempa bumi, banjir, dan konflik dapat mempengaruhi keberhasilan program MBG.
(7). Ketersediaan bahan makanan seperti ketersediaan bahan makanan lokal, impor, dan musim dapat mempengaruhi keberhasilan program. Dengan demikian, faktor internal dan eksternal dapat berpengaruh terhadap rusaknya program MBG yang hampir terjadi diseluruh Indonesia.
Rekomendasi:
Program Makan Bergizi Gratis adalah ide baik yang muncul pada saat yang tepat di tengah persoalan gizi yang masih sangat memprihatinkan, program ini bisa menjadi batu loncatan menuju generasi Indonesia yang lebih sehat dan cerdas.
Namun, seperti kebijakan besar lainnya, program ini harus dijalankan dengan prinsip efektivitas, efisiensi, akuntabilitas, dan berkelanjutan. Program MBG seharusnya menjadi kebijakan yang berorientasi pada hasil nyata, terutama bagi anak-anak dari keluarga miskin.
Pemerintah perlu bersikap realistis dan transparan dalam perencanaan anggaran, melibatkan masyarakat dalam pengawasan, serta mengevaluasi secara berkala untuk perbaikan ke depan.
Jangan sampai program yang bertujuan mulia ini justru menjadi beban fiskal yang tidak efisien atau bahkan proyek pencitraan belaka. Rakyat tidak hanya butuh makan bergizi, tetapi juga kepastian bahwa hak-hak dasarnya dipenuhi dengan cara yang jujur, adil, dan bermartabat. (*)
Komentar