MBG: Antara Gizi dan Masalah

Oleh: Ahmad Talib
(Guru Besar Teknologi Hasil Perikanan, Universitas Muhamamadiyah Maluku Utara dan Ketua Yayasan Pusat Kolaborasi Riset Maluku Utara (PUKAT-MU))
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, terutama anak-anak, dengan menyediakan akses ke makanan bergizi seimbang.
Hal ini sesuai dengan perkataan dari Presiden Pertama Indonesia yaitu Soekarno, beliau mengatakan bahwa pangan merupakan soal mati-hidupnya suatu bangsa; apabila kebutuhan pangan rakyat tidak dipenuhi maka “malapetaka”; oleh karena itu perlu usaha secara besar-besaran, radikal, dan revolusioner.
Baca Juga: Pemprov Maluku Utara Tekankan MBG Harus Segera Dikonsumsi, Jangan Ditahan
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah menjadi salah satu wacana kebijakan paling ramai diperbincangkan di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Dicanangkan sebagai bagian dari agenda pemerintahan baru, program ini bertujuan memberikan akses makan bergizi kepada anak-anak usia sekolah dan kelompok rentan lainnya.
Secara sekilas, program ini terdengar mulia dan sangat dibutuhkan, terutama di tengah tingginya angka stunting dan ketimpangan gizi di Indonesia.
Baca Juga: Koran Digital Malut Post Edisi 5 Agustus 2025
Namun, sebagaimana kebijakan publik lainnya, MBG perlu dilihat secara kritis baik dari sisi manfaat, tantangan implementasi, maupun keberlanjutan anggarannya.
Program ini merupakan salah satu langkah strategis dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 dan mendukung misi Asta Cita, yaitu memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM).
Baca Halaman Selanjutnya..
Komentar