HAN dan Ironi Asap Rokok di Sekolah Dasar

Putri Citra Abidin

“Apa artinya membahas bahaya narkoba dalam pelajaran jika guru sendiri menyulut rokok di depan kelas? Anak-anak tidak belajar dari teori. Mereka belajar dari apa yang mereka lihat dan alami setiap hari,” ujar Dr. Abdurrahman.

Hal senada juga disampaikan oleh Seto Mulyadi, Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia, yang menyebut bahwa sekolah seharusnya menjadi tempat teraman dan paling sehat untuk anak-anak.

“Ketika sekolah tidak steril dari rokok, maka kita sedang memperkenalkan anak pada ancaman sejak dini. Dan jika itu dilakukan oleh gurunya sendiri, maka kepercayaan anak terhadap nilai-nilai positif akan runtuh. Anak akan tumbuh dengan bingung: siapa yang bisa mereka percaya?” ujarnya.

Aspek kesehatan tentu tidak bisa dikesampingkan. Rokok mengandung ribuan zat kimia berbahaya, termasuk nikotin dan tar yang bersifat karsinogenik.

Anak-anak yang terpapar asap rokok secara pasif dikenal sebagai secondhand smoke berisiko mengalami gangguan pernapasan, asma, hingga gangguan perkembangan kognitif.

Paparan ini tidak terlihat, tapi dampaknya nyata dan bertahan jangka panjang. Dokter Yuyun Wahyuningrum, pakar kesehatan anak dari Universitas Indonesia, menyebutkan bahwa anak-anak yang terpapar asap rokok di usia dini akan mengalami kerentanan kesehatan seumur hidupnya.

“Satu batang rokok yang dibakar di sekolah, bisa menjadi awal kerusakan paru-paru anak-anak yang tidak tahu apa-apa,” katanya. Namun di tengah semua itu, apa yang kita lakukan sebagai masyarakat? Kebanyakan dari kita diam.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4

Komentar

Loading...