Perjuangan dan Sang Bunga Revolusi

DI tengah keramaian "Aku Berdiri" seakan memasang wajah yang gagah berani, puisiku iyalah menceritakan tentang ayah dan ibu, acara perlombaan jadi saksi keberanianku berdiri di depan masyarakat bagaikan singa yang sedang mencari mangsanya.
Jantungku seakan begitu bergitar kakiku bergoyang-goyang, tetapi semua yang membuat aku berani iyalah sosok seorang ibu, yang tersenyum sambil meneriak seraya berkata, ibu ingin mendengarkan suaramu nak. Dari kata-kata ibu aku langsung berdiri tegak seakan di muka sana ibaratkan pohon-pohonan, aku membacakan puisi hingga ibupun meneteskan air mata, sambil tersenyum seakan memberikan senyuman kebangaan.
Bagiku seorang ayah dan ibu adalah sosok yang menopang masa depanku, mereka hanyalah petani yang selalu menghidupi mimpi dari tanaman yang mereka tanam sendiri, hanya untuk aku dan saudara-saudaraku, terima kasih kepada ayah dan ibu yang berjuang, seakan-akan menabrak badai dan gelombang untuk menebus dan mengambil emas permata. Aku tidak ingin hutanhutan yang dimana ayah dan ibu, meneteskan keringat hanya untuk masa depanku di ambil para elit politik yang mempunyai latar belakangnya sangat beragam, hutan yang aku sebut sebagai hutan kehidupan.
Di mana ayah dan ibu meneteskan keringat dan air mata dan berusaha bekerja keras iyalah hutan Halmahera, hutan yang penuh dengan kekayaan sumber daya alam ini, aku tak mau dia akan terlihat bersih oleh asap pertambangan, tetapi nyatanya dari timur hingga selatan sanah, sudah terlihat kejauhan botak dan menyalah berapi-api asap pertambangan, Halmahera akan tengelam dari kejauhan para elit jahanam yang merampas seluruh hasil kekayaan milik rakyat Indonesia.
Lukulamo menjadi saksi dimana aku berjuang hingga dua hari aku sakit, tetapi akan aku paksakan meneriakkan atas nama keadilan, meski wedah tengah bukan tempat kelahiranku, tetapi atas nama buruh tani nelayan,akan aku tuangkan semua rahahasia cintaku atas nama cinta dan kasihku kepada negeriku akan aku relahkan jiwa raga demi seluruh bangsa dan tanah airku, dari para leluhur yang mempertahankan negeri ini. Aku juga berterima kasih kepada masyarakat lukulamo atas kehadiranku mereka melayani dengan baik, Rakyat adalah bagian dari kami sang mahasiswa yang berhati mulia,dengan kata Allah hu akbarrr di dalam hati aku dengan gaga berani meneriak atas nama kebenaran,meskipun di atas kepalaku ada rudal sekalipun tetapi aku yakin di atas rudal tersebut masih ada Tuhan yang melindungiku, namaku Arya.
Arya, nama yang cukup indah dia menceritakan segalah kehidupannya, dia berkuliah di kampus STIKIP KIE RAHA KOTA TERNATE dia sangat suka membaca buku, Arya dikenal pendiam orangnya, dan dia suka bercanda dan candanya,membuat banyak teman-temannya, menjadi tertawa dan senang dengannya,dia juga seseorang yang aktif dalam organisasi gerakan,dia juga aktif di dalam forum diskusi, dia juga berani berbicara dan tampil di ruang-ruang tertentu, dia juga di kenal sebagai orator ulung, samurai maluku utara.
Langkah demi langkah Arya bersama kawan-kawannya, melakukan aksi menuju kantor wali kota Ternate, disana ada tameng yang berdiri kokoh dengan baju coklat, seakan siap menangkap dan memenjarakan Siapapun yang ingin melawan kebijakan pemerintah mereka menjadi tameng di dalam atasan lembaga politik, mereka adalah robot yang remotnya di pegang oleh kekuasaan, yang dapat mengendalikan robot negara adalah kekuasaan, kami hanyalah Rakyat bisa yang menyuarakan atas nama demokrasi kami dapat diselesaikan secara hukum, bagi mereka hanya merekalah yang tidak salah, kesalahan semua hanya di lakukan oleh Rakyat semata.
Berbundaran istrirahat sejenak tampah sadar ada sosok seorang gadis yang bernama Raisa. Iyah masih ingat dengan sosok seorang gadis yang di kenal pendiam, juga cantik tetapi jika di ajak berbicara sebenarnya orangnya asik jika ngobrol bersamanya Arya selalu terasa nyaman ketika dekat dengan Raisa, orangnya cantik,ketika duduk Arya juga selalu menatap Raisa, seakan tidak ingin Raisa menjadi kepunyaan orang lain,Karena terbisanya Arya dengan Raisa, iyalah seakan sangat menyayangi Raisa, sebab Raisa yang selalu berdiri tegak dan menjadi penyemangat Perjuangan Arya, yang di sebut sebagai sang bunga revolusi, kehadiran Raisa membuat Arya selalu berdiri tegak.
Dengan begitu banyak penyampaian orasinya terhadap pemerintah, hingga suatu hari perasaan yang telah menjadi sepotong kertas yang hilang semata, Raisa dan Arya sudah tidak lagi bersama, sebab kampus Arya dan Raisa sangat jauh berbeda, dari situlah Arya mulai memahami bahwa dia jatuh cinta dengan Raisa, dan arti dari semua cintanya kepada Raisa adalah arti dari perpisahan karakter Arya yang duluh,seperti Wiji tukul, dan Munir aktivis 1998 yang di culik bahkan di racun itu, menjadi runtuh seketika ayah memiliki keberanian yang samah seperti mereka itu iyalah telah runtuh karena cinta pada sang bunga revolusi kini telah hilang sudah,karena cinta sejati.
Arya yang seringkali melamun hingga seringkali curhat kepada temannya yang seringkali iayah dekat dengan mereka, serayah menyampaikan tentang kehidupan yang iya jalanih, ibu Arya yang menelefonya, seraya berkata Ayah yang sedang jatuh hingga kakinya bengkak, mendengar hal itu, Arya yang tidak bisah berbuat apa-apa, hingga Arya mengonsumsi obat-obatan terlarang untuk menenangkan jiwanya yang sedang sakit, diri sinilah Arya lupa bahwa masih ada Tuhan beserta ibu dan ayahnya, ayahnya yang masuk rumah sakit, iyah sebenarnya tidak terlalu para hanya saja Arya yang sedang panik, hingga ingin menenangkan pikirannya sehingga meminum Obat Antimo sebanyak dua puluh butir, aktivitas membaca Bukupun terasa terganggu, iyalah stress dengan segala kehidupanya, hingga iyah sakit-sakitan hingga iyah di bawah ke rumah sakit dan akhirnya, Iyahpun menebus nafas terakhir, di situlah ibu dan ayah Arya yang jatuh pingsan hingga kawan-kawannya yang menangis atas kepergiannya.
Dari cerita ini kita yang tahu tentang kehidupan cinta dan kasih sayang, itu semua bisah menjadi arti kehilangan, ibaratkan daun yang hijau dan menguning lalu menjadi hempasan debuh yang tak bermakna.
Sebab setiap langkah ada tujuan, setiap nafas ada kehidupan, setiap harapan ada kepastian, setiap do,a ada jawaban dan setiap orang memiliki perjuangannya sendiri.
Selesaikan satu persatu dengan tenang, tanpa perlu membandingkan dengan orang lain, teruslah berjalan di garis takdirmu sendiri. Sesulit apapun jalanya, jangan berpikir untuk menyerah. Ajari hati untuk bersabar menerima keadaan tanpa harus membenci kenyataan. Allah tidak pernah salah untuk menciptakan takdir dan Allah tidak pernah keliru memilih pundak siapa yang di beri ujian, Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
Terkadang kita di pertemukan dengan seseorang yang bisa bikin kita nyaman tetapi sayang tidak di takdirkan untuk saling memiliki. Jatuh cinta itu adalah rencana Allah yang tidak bisa kita hindari, dan di cintai seseorang adalah takdir yang tidak bisa kamu tolak. Sedangkan jarak adalah cara Allah untuk membuat kita saling rinduh, darinilah semoga kedua insan yang di pertemukan akan selalu bersama. (*)
Komentar