Filsafat yang Disalahpahami Dekonstruksi, Tuduhan Salafi

Inilah yang kemudian layak disangsikan, karena memang seringkali kategorisasi filsafat dan bukan filsafat ditentukan oleh Barat yang cenderung selalu memaksakan kriteria kriterianya terhadap Timur.
Padahal, kita tahu filsuf seperti al Kindi, ar Razi, al Farabi dan Ibnu Sina telah jauh menggumuli masalah klasik perbedaan antara esensi dan eksistensi ketika masyarakat dunia barat masih belum banyak berkembang.
Maka menurut hemat saya, jangan kita langsung dengan mudah mencap kafir dan sesat pada filsuf muslim, yang jauh lebih dulu belajar dan mendalami filsafat , justru mereka lebih memperkuat iman Keislaman itu sendiri, seperti Pernyataan Ibnu Sina.
Tidak mudah dan sepele untuk menyebut saya zindik, sebab tidak ada keyakinan dalam Agama yang lebih kuat dari keyakinan saya sendiri. Tambahan Ibnu Sina bahwa saya adalah orang yang unik diseluruh dunia dan jika saya seorang zindik, maka tidak ada satu pun muslim di dunia ini.
Hanya ada dalam dunia Syiahlah filsafat Ibnu Sina sebagaimana yang di sentilkan oleh Suhrawardi dikawinkan dengan pemikiran pemikiran gnostik Ibnu Arabi dan Diintergrasikan oleh Mulla sadra ke dalam Perspektif Intlektual Syiah, hingga sampai saat ini yang menjadi Tradisi yang hidup di Persia/Irak dan Iran.
Terakhir dari tulisan gila ini saya meminjam apa yang dikatakan oleh Albert Camus bahwa Ketidaktahuan menjadi sumber kesalahpahaman terhadap filsafat.(*)
Komentar