Sufisme Politis ala Mulla Shadra

Min al-Khalq ila al-Haqq (Dari makhluk menuju Tuhan): Tahap pencarian dan pengetahuan tentang Allah. Individu mulai menyadari eksistensi Tuhan sebagai sumber segala sesuatu.
Bi al-Haqq fi al-Haqq (Bersama Tuhan dalam Tuhan): Tahap penyatuan spiritual, di mana individu mulai merasakan kedekatan dan kesatuan dengan Allah.
Baca Juga: Dialektika Al Ghazali & Ibnu Rusyd Terhadap Alam
Min al-Haqq ila al-Khalq bi al-Haqq (Dari Tuhan kepada makhluk bersama Tuhan): Setelah mencapai kedekatan dengan Allah, individu kembali kepada masyarakat untuk membimbing mereka secara spiritual.
Fi al-Khalq ma‘a al-Haqq (Di tengah makhluk bersama Tuhan): Ini adalah fase keterlibatan sosial-politik. Individu yang telah mencapai kesadaran Ilahiah kini menjalankan peran sebagai pemimpin atau pembimbing masyarakat dengan panduan spiritual.
Baca Juga: Koran Digital Malut Post Edisi 11 Juli 2025
Konsep ini menegaskan bahwa tasawuf bukanlah pelarian dari dunia, melainkan proses transformatif yang berujung pada pengabdian sosial.
Dalam pandangan Shadra, perjalanan keempat ini bermakna politis: manusia yang telah mencapai makrifat menjadi khalifah Tuhan yang bertugas membangun masyarakat ilahiah.
Tasawuf dan Politik dalam Perspektif Shadra
Polemik antara tasawuf dan politik telah lama mewarnai sejarah pemikiran Islam. Ada yang melihat tasawuf sebagai jalan privat yang menjauh dari kekuasaan, namun Mulla Shadra membuktikan bahwa keduanya dapat dipadukan secara harmonis.
Baca Halaman Selanjutnya..
Komentar