Bonus Demografi Terancam: Saat Generasi Muda Terlantar

Keempat, program keluarga berencana harus terus diperkuat agar transisi demografis dapat dikelola dengan baik. Momentum ini tidak boleh dibiarkan berlalu tanpa perencanaan yang matang, terutama dalam menjaga rasio ketergantungan antar generasi.
Terakhir, semangat kewirausahaan di kalangan pemuda harus ditumbuhkan. Mereka tidak boleh hanya disiapkan untuk menjadi pencari kerja, tetapi juga pencipta kerja. Dengan demikian, potensi besar generasi muda bisa benar-benar menjadi motor penggerak kemajuan ekonomi.
Mendorong Aksi Konkret dan Kolaboratif
Beberapa daerah sudah mulai menunjukkan inisiatif. Di Jawa Barat, pelatihan digital yang bekerja sama dengan Google dan Tokopedia membantu pemuda tak hanya belajar, tapi juga mendapatkan pekerjaan.
Di sektor manufaktur, perusahaan seperti Toyota dan Indofood menjalankan program pelatihan kerja langsung berbasis kebutuhan industri. Namun, agar berdampak nasional, program seperti ini perlu diperluas dan direplikasi.
Belajar dari negara-negara maju bisa menjadi langkah strategis. Jepang dengan sistem magang yang berkesinambungan dan Jerman dengan pendidikan vokasi yang terintegrasi dengan industri terbukti sukses menekan angka NEET.
Sebaliknya, pengalaman Brasil dan Afrika Selatan menunjukkan bahwa bonus demografi bisa menjadi kutukan jika tidak disertai investasi serius dalam pendidikan dan penciptaan kerja.
Baca Halaman Selanjutnya..
Komentar