Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Desa Berdaya PLN UIP MPA Gelar Dialog dan Praktik Pembibitan Mangrove hingga Tanam Telur Mamoa

Dalam sesi dialog ekoteologi yang dipandu oleh Radios Simanjuntak, S.Hut., M.Si., para peserta diajak untuk mengkaji keterhubungan antara iman, konservasi, dan krisis lingkungan global. Diskusi berlangsung intens dan antusias, dengan mengupas secara mendalam tiga krisis utama planet bumi triple planetary crisis, yaitu perubahan iklim, kepunahan keanekaragaman hayati, serta krisis polusi dan limbah. Tema ini relevan dengan konteks Halmahera Utara yang menjadi bagian penting dalam upaya global menahan laju degradasi lingkungan.
Diskusi ini berhasil merumuskan tiga pilar aksi nyata lintas iman dalam menjaga bumi, yakni membangun kesadaran agama yang mendorong tanggung jawab merawat ciptaan Tuhan, menginisiasi gerakan konservasi nyata melalui institusi keagamaan dan menyusun langkah-langkah strategis komunitas agama dalam merawat keberlanjutan bumi.
Sebagai bagian dari penguatan edukasi konservasi, mahasiswa Kehutanan Uniera turut mendemonstrasikan teknik pembibitan mangrove jenis Rhizophora apiculata serta melakukan praktik semi-alami penetasan telur burung mamoa. Puncak kegiatan ditandai dengan penanaman 30 butir telur burung mamoa dan 50 butir telur penyu di pesisir Pantai Wauwo sebagai simbol harapan untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati kawasan pesisir.
General Manager PLN UIP MPA, I Gede Adhi Wiratma memberikan dukungan penuh pada kegiatan ini, Ia menegaskan bahwa keterlibatan PLN dalam program konservasi bukan sekadar bagian dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan, tetapi juga wujud implementasi nyata komitmen PLN dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), khususnya TPB 14 Ekosistem Laut dan TPB 15 Ekosistem Darat.
"Kami di PLN UIP MPA memandang bahwa pembangunan kelistrikan dan pelestarian lingkungan tidak bisa berjalan secara terpisah. Justru harus saling menguatkan. Program konservasi burung mamoa, penyu, dan ekosistem mangrove di Desa Mamuya ini merupakan contoh nyata bagaimana PLN hadir bukan hanya untuk menerangi negeri, tapi juga menjaga keberlanjutan sumber daya alam yang ada. Lingkungan yang sehat adalah fondasi pembangunan berkelanjutan," ungkap I Gede Adhi.
Ia juga menambahkan bahwa keterlibatan PLN Peduli dalam mendukung infrastruktur pendukung konservasi di Mamuya merupakan wujud sinergi antara perusahaan, akademisi, komunitas, dan masyarakat adat.
"Kami meyakini, konservasi tidak akan berhasil jika dilakukan secara parsial. Butuh kolaborasi multi pihak, kepercayaan antar institusi, serta keterlibatan aktif masyarakat adat dan generasi muda sebagai penjaga ekosistem masa depan. Sinergi inilah yang menjadi kunci keberhasilan program konservasi berbasis komunitas yang sedang kita bangun bersama di Halmahera Utara," tutupnya. (ikh)
Komentar