Mencegah Tragedi Lingkungan di Maluku Utara

Belajar dari Minamata

Badrun Ahmad

Misalnya dibangun instalasi pengolahan air limbah tambang. Sayangnya hal ini, menjadi masalah baru karena cost yang timbul dari proses rekayasa ini menjadi lebih besar. Tentunya seorang investor akan berhitung dua kali, tiga kali, dan seterusnya.

Sebab prinsip investasi adalah modal yang sedikit dan mendapatkan profit yang besar. Inilah gambaran prinsip kapitalisme dalam perspektif dunia tambang.

Sehingga acapkali, kita temukan kerusakan lingkungan yang timbul dari aktivitas pertambangan yang masif terjadi. Hal ini memantik lembaga penelitian dan akademisi untuk berlomba melakukan penelitian terkait kerusakan lingkungan yang terjadi dan dipublikasikan ke media.

Pemberitaan yang masif akhir-akhir ini tentang logam berat yang ditemukan pada darah warga di Teluk Weda. Penelitian yang dilakukan Nexus3 Foundation dan Universitas Tadulako menjadi viral dan menjadi isu nasional.

Namun, bukan kali ini saja isu soal logam berat ini santer di Maluku Utara. Sebelumnya banyak sekali berita dan opini yang beredar di media sosial.

Menjadi sebuah manifesto yang dianggap tidak serius oleh pihak terkait, sehingga terus berulang seperti sebuah lingkaran yang tak berujung.

Adagium ini tepat mendeskripsikan kondisi lingkungan yang sudah rusak namun tidak diperbaiki. Ini menjadi bumerang dan bom waktu bagi kita. Sebab, logam berat merupakan unsur logam yang dikenal beracun dan berdampak buruk pada kesehatan.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4

Komentar

Loading...