‘Gubernur Cena’

3). Realitas Sosial Internalisasi, adalah realitas sosial pada individu, yang berasal dari realitas sosial objektif dan realitas sosial simbolik, merupakan konstruksi definisi realitas yang dimiliki individu dan dikonstruksi melalui proses internalisasi. Atau bisa disebut dengan bagaimana orang menyerap apa yang mereka lihat (ibid).
Dengan memperhatikan apa yang disampaikan Berger dan Luckmann, konstruksi realitas media merujuk pada proses di mana media – media sosial – tidak hanya melaporkan realitas, tetapi juga membentuk pemahaman publik melalui framing, seleksi, dan penekanan tertentu.
Di sini, jika mengacu pada gubernur perempuan itu maka apa yang terepresentasi secara sosial mendapat perhatian penuh media massa dalam melakukan proses pembingkaian (framing). Di mana, analisis framing bekerja tatkala terdapat fenomena sosial demikian.
Gubernur perempuan pertama ini seolah mendapat perhatian khusus dari media massa. Artinya konstruksi realitas media ini dapat memengaruhi bagaimana kinerjanya dipersepsikan oleh masyarakat. Apakah dia merupakan gubernur cena atau bukan.
Dalam konteks kajian budaya dan media, di mana media selalu memilih sudut pandang tertentu untuk menyajikan suatu isu. Semisal isu Pendidikan gratis, Dana Bagi Hasil (DBH) dan Renovasi Rumah Dinas dengan pekerjaan swakelola, dan seterusnya (isu-isu pemerintah provinsi).
Isu-isu ini kemudian dikonstruksi oleh media massa (media sosial), dan tak lupa pula sang gubernur perempuan ini pun turut serta memposting aktivitasnya itu.
Baca Halaman Selanjutnya..
Komentar