Kemiskinan yang Terstruktur di Kota Ternate

Dalam teori ekonomi klasik, Thomas Malthus menerangkan bahwa kemiskinan terjadi karena ketidakseimbangan antara pertumbuhan penduduk dan ketersediaan sumberdaya.

Teori tersebut jelas realitasnya yang terjadi di Kota Ternate saat ini, di mana semakin maju kota ini, pertumbuhan penduduk makin pesat namun ketersediaan sumberdaya yang ada di kota ini tiap tahunnya makin minim.

Hal itu dikarenakan pebangunan yang makin meningkat membuat segala sektor lahan telah terisi dengan pembangunan infrastruktur sehingga ketersediaan sumberdaya manusia yang makin pesat malah menjadi sebuah firus tingkat pengangguran.

Namun dalam teori siklus kemiskinan (Cycle of Poverty) menjelaskan bahwa kemiskinan bersifat sistemik dan berulang dari generasi ke generasi.

Misalnya: anak dari keluarga miskin sulit mendapat pendidikan, terus berlanjut sulit dapat pekerjaan maka akan tetap miskin. Teori ini menjelaskan bahwa tingkat kemiskinan yang terjadi bukan karena masalah pertimbuhan penduduk yang makin pesat atau ketersediaan sumberdaya yang minim.

Tetapi dimana ia menjelaskan bahwa kemiskinan itu terjadi karena doktringan secara struktural yang membuat kemiskinan itu tetap terus ada baik pada daerah tertinggal, berkembang, maupun maju.

Dari teori tersebut menjadi sebuah sandaran untuk bagaimana kita menganalisis terkait kemiskinan yang masih terjadi di Kota Ternate saat ini.

Menduduki peringkat ke-6 sebagai daerah tingkat kemiskinan paling rendah di luar pulau Jawa berarti menandakan bahwa kemiskin di Kota Ternate masih ada dan perlu di kaji permasalahaannya untuk menghadirkan sebuah solusi sebagai poin penyelesaiannya.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4 5

Komentar

Loading...