Pertambangan, Kesejahteraan, dan Dampak Lingkungan

Bekas galian yang tidak direklamasi dengan baik menjadi lahan kritis yang sulit untuk dipulihkan, meninggalkan lanskap yang rusak dan tidak produktif bagi ekosistem maupun manusia di sekitarnya.
Deforestasi atau penggundulan hutan menjadi konsekuensi langsung pembukaan lahan untuk area pertambangan. Hilangnya tutupan hutan ini bukan hanya mengurangi kemampuan alam menyerap karbon, tetapi juga memicu erosi dan banjir.
Ekosistem hutan yang kompleks dan kaya akan sumber daya hayati pun terancam keberlangsungannya akibat ekspansi wilayah tambang yang terus meluas.
Degradasi lahan dan deforestasi berujung pada kehilangan keanekaragaman hayati. Banyak spesies flora dan fauna kehilangan habitat alaminya, bahkan terancam punah.
Keseimbangan ekosistem menjadi terganggu, mengurangi daya dukung lingkungan dan jasa ekosistem yang vital bagi kehidupan, termasuk bagi kesejahteraan masyarakat yang bergantung pada sumber daya alam tersebut. Operasi tambang, seringkali menghasilkan limbah cair yang dapat mencemari sumber air di sekitarnya.
Logam berat dan zat kimia berbahaya bisa merembes ke sungai serta air tanah, mengancam kesehatan manusia dan ekosistem perairan. Ini menjadi ancaman serius jika tidak dikelola dengan prosedur ketat dan bertanggung jawab oleh pihak perusahaan.
Ancaman pencemaran ini, harus dipahami tidak hanya bersifat sementara tetapi bisa berdampak jangka panjang. Kontaminasi air dan tanah, dan bahkan udara dapat merusak lingkungan secara permanen dan mempengaruhi kesejahteraan generasi mendatang.
Oleh karena itu, pengawasan ketat dan penegakan aturan terkait pengelolaan limbah dan emisi dari operasi tambang sangatlah krusial untuk dicegah.
Baca Halaman Selanjutnya..
Komentar