Menagih Janji, Sula Bahagia

Di periode kedua ini, kita memerlukan perubahan yang nyata dan terukur, bukan sekadar janji-janji manis. Jika periode pertama adalah waktu untuk belajar dan membangun pondasi, maka periode kedua harus menjadi panggung pembuktian. Retorika tidak lagi cukup.

Seperti yang ditulis oleh Amartya Sen dalam Pembangunan Manusia dan Kesejahteraan (2006), Pembangunan yang baik adalah pembangunan yang berbasis pada kebutuhan nyata masyarakat, bukan yang dibangun berdasarkan asumsi atau idealisme.

Dengan kata lain, kebijakan yang diambil harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat, bukan sekadar pencapaian angka-angka statistik. Tanpa mendengarkan suara rakyat dan mengakomodasi kebutuhan mereka, kita tidak akan dapat menciptakan perubahan yang positif.

Slogan "Sula Bahagia" seharusnya menjadi sumber inspirasi, namun hal tersebut hanya dapat terwujud jika kita benar-benar berusaha mewujudkannya.

Kebahagiaan bukan sekadar sebuah kata, melainkan suatu kondisi sosial yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Jika kondisi ini belum tercapai, maka "bahagia" masih jauh dari kenyataan. Kita tidak sedang mengajukan tuntutan yang mustahil.

Justru, karena kecintaan kita terhadap daerah ini, kita berharap pemerintah daerah dapat memanfaatkan periode kedua ini bukan sekadar sebagai rutinitas, melainkan sebagai kesempatan terakhir untuk membuktikan bahwa janji-janji tersebut bukan sekadar alat kampanye belaka.

Menuntut realisasi janji bukanlah tindakan yang tidak menghargai, sebaliknya, hal ini merupakan bentuk partisipasi aktif dari masyarakat dalam proses demokrasi.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4

Komentar

Loading...