Sekelumit Pesan dari Tiga Negara Uni Eropa
Sejarah, Sampah, dan Peradaban:

Pada tahun 1970-an, setelah berbagai bencana lingkungan yang dipicu oleh sampah yang dibuang sembarangan dan polusi udara yang parah di kota-kota besar, kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian lingkungan mulai tumbuh.
Spanyol menjadi salah satu negara Eropa yang mulai menggagas kebijakan untuk mengatasi masalah polusi, terutama di kota-kota besar seperti Madrid dan Seville (González, 2003: 120-125).
Pada 1980-an, pemerintah Spanyol mulai mengimplementasikan kebijakan pengelolaan sampah berbasis regulasi, termasuk pendirian tempat pembuangan akhir yang lebih teratur dan sistem daur ulang yang pertama kali diperkenalkan di kota-kota besar.
Kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mendaur ulang serta mengurangi konsumsi bahan-bahan sekali pakai.
Namun, pengelolaan sampah yang efektif baru tercapai setelah Spanyol bergabung dengan Uni Eropa pada tahun 1986, yang membawa kebijakan lingkungan yang lebih ketat (Martínez & Gómez, 2005: 60-65).
2. Madrid: Ibu Kota dengan Inovasi dalam Pengelolaan Sampah
Madrid, sebagai ibu kota Spanyol, merupakan pusat ekonomi, politik, dan budaya negara ini. Kota ini menghadapi tantangan besar dalam hal pengelolaan sampah, mengingat besarnya populasi dan urbanisasi yang pesat.
Namun, dalam beberapa dekade terakhir, Madrid telah bertransformasi menjadi kota yang lebih ramah lingkungan dengan kebijakan pengelolaan sampah yang terstruktur dengan baik.
Pada tahun 2009, Madrid meluncurkan program Madrid Recicla (Madrid Daur Ulang), sebuah inisiatif yang mengajak warga kota untuk lebih peduli terhadap pengelolaan sampah mereka.
Baca Halaman Selanjutnya..
Komentar