Sekelumit Pesan dari Tiga Negara Uni Eropa
Sejarah, Sampah, dan Peradaban:

Pada tahun 1990-an, Portugal mulai mengimplementasikan kebijakan yang lebih sistematis untuk mengurangi volume sampah dan polusi.
Salah satu langkah awal adalah membangun infrastruktur pengelolaan sampah yang lebih baik, seperti tempat pembuangan sampah yang lebih terorganisir dan fasilitas daur ulang.
Namun, momentum utama dalam pengelolaan sampah dan polusi baru mulai tercapai setelah Portugal bergabung dengan Uni Eropa pada tahun 1986, yang membawa standar lingkungan yang lebih ketat serta bantuan dana untuk pengembangan infrastruktur ramah lingkungan (Faria & Costa, 2011: 85-90).
2. Lisbon: Inovasi Pengelolaan Sampah dan Kebijakan Ramah Lingkungan
Lisbon, ibu kota Portugal, adalah pusat ekonomi, budaya, dan politik negara ini. Dengan populasi lebih dari 500.000 orang, Lisbon menghadapi tantangan besar terkait pengelolaan sampah dan polusi.
Namun, dalam beberapa dekade terakhir, kota ini telah berkembang menjadi contoh kota yang ramah lingkungan. Salah satu kebijakan besar yang diimplementasikan di Lisbon adalah pengenalan sistem pemilahan sampah pada tingkat rumah tangga.
Masyarakat Lisbon diwajibkan untuk memisahkan sampah organik, sampah plastik, kaca, dan kertas, yang kemudian dikumpulkan secara terpisah oleh pihak berwenang.
Program Lisboa Recicla (Lisbon Daur Ulang), yang diperkenalkan pada tahun 2004, bertujuan untuk meningkatkan tingkat daur ulang sampah rumah tangga dan mengurangi sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (Pereira, 2009: 120-125).
Lisbon juga telah mengadopsi teknologi canggih dalam pengelolaan sampah. Pada tahun 2015, kota ini meluncurkan sistem pengumpulan sampah berbasis sensor yang memungkinkan pengelolaan sampah yang lebih efisien.
Baca Halaman Selanjutnya..
Komentar