Parlemen Kita Bernyali Gertak

Cara gertak yang dilakukan seperti ini agar mencapai kompromi untuk kepentingan konsesi proyek, kepentingan untuk kenaikan anggaran perjalanan reses, kepentingan mendapat porsi jatah di kabinet dan kepentingan mempermuda akses dari pihak pemodal (investor).
Maka wajarlah ketika publik sering mengidentikan sebahagian aktor anggota parlemen dengan performans personifikasi yang unik disebabkan karena modelnya seperti selebritas dan adapula yang bertipe oportunis dan populis.
Ketiga kelompok ini memiliki motorik berfikir cepat menangkap fenomena yang ada disekitanya, sikapnya penuh kamusflase, kelompok ini dikategorikan sebagai pecundang yang abadi, licik dalam memainkan sandiwara politik.
Dalam hubungan ini patut kita renungkan apa yang dikatakan oleh filosof Imanuel Kant pernah menyindir, adanya dua watak binatang, terselip insan politik yaitu merpati dan ular.
Politisi yang memiliki watak merpati yang lembut dan penuh kemuliaan dalam memperjuangakan idealisme. Tetapi ia juga mempunyai watak ular yang licik dan jahat, serta selalu berupaya untuk memangsa merpati.
Namun celakanya yang sering menonjol adalah “ sisi ular “ ketimbang watak merpatinya. Metafora sang filosof yang normative dan simbolik itu sudah menjadi edukasi yang komprehensif ketika berbicara etika politik.
Bahkan ekstremitas watak politisi diasosiasikan dengan “ Animal Charakter.“ menyimak apa yang diintrodusir Imanuel Kant tentang dua tipe wajah diatas diakaitkan dengan karakter dan prilaku sebahagian aktor insan politisi parlemen dimata publik lebih menonjol adalah watak jahat “ sisi ularanya “.
Baca Halaman Selanjutnya..
Komentar