Bupati Morotai Diduga Utamakan Tim Sukses, Janda dan Lansia Terabaikan

Daruba, malutpost.com – Pemerintah Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara di bawah kepemimpinan Bupati Rusli Sibua, diduga lebih mengutamakan kepentingan para tim sukses, ketimbang merealisasi bantuan sosial (bansos) serba Rp2 juta untuk janda dan lansia.
Pasalnya, terlihat jelas para tim sukses yang lebih dulu diberikan posisi dan jabatan strategis. Baik di internal birokrasi maupun sejumlah instansi atau lembaga di bawah Pemerintah Kabupaten Pulau Morotai. Sementara realisasi bansos untuk janda dan lansia belum ada kepastian sampai saat ini.
Padahal, bansos serba dua juta tersebut selalu digaungkan setiap kali melakukan kampanye saat pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024 kemarin. Dengan tujuan menarik simpati pemilih terutama yang masuk kategori penerima manfaat.
Kenyataannya, pemerintahan sudah berjalan beberapa bulan tapi janji tersebut belum juga ditunaikan. Sehingga diduga bupati dan wakil bupati lebih mementingkan para tim sukses, dari pada mewujudkan janji kampanye yang sudah dinanti masyarakat Morotai.
Belum direalisasinya bansos untuk janda dan lansia ini, juga dibenarkan Kepala Dinas Sosial, Ansar Tibu. Menurutnya, bantuan tersebut sebelumnya disalurkan setiap bulan. Namun, untuk saat ini belum jalan sama sekali karena masih dalam tahapan penyesuaian data maupun anggaran.
“Memang untuk janda dan lansia belum jalan sampai saat ini. Karena sementara masih penyesuaian, semoga bisa cepat selesai sehingga bisa direalisasi di perubahan anggaran,” katanya saat diwawancarai malutpost.com.
Ansar mengaku, sampai saat ini pihaknya juga belum mengetahui berapa besaran anggaran yang digelontorkan untuk merealisasi janji kampanye tersebut. Karena pembahasannya masih di tingkat Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Pulau Morotai.
“Anggaran kami belum tahu, karena memang masih dalam tahapan pembahasan dan penyesuaian oleh TAPD. Yang jelas janda lansia itu Rp2 juta, kalau anak yatim dan disabilitas mungkin di bawah dua juta,” jelasnya.
Sementara untuk jumlah penerima manfaat, sambung dia, berdasarkan data yang diterima dari desa itu ada sekitar 5 ribu orang. Di dalamnya termasuk janda, lansia, disabilitas dan yatim piatu. Namun setelah diverifikasi jumlahnya tidak mencapai di angka tersebut.
“Setelah diverifikasi terjadi pengurangan jumlah. Karena sebagian sudah meninggal dunia dan ada juga yang namanya ganda. Sehingga ada pengurangan-pengurangan,” pungkasnya. (cr-05)
Komentar