Dirgahayu Tidore

Tiga aset atau Triko Nuku (Komitmen, Konsisten dan Komando) yang membaluri jalan juang Nuku, yang menjaga komitmen di dalam dada, konsistensi dalam langkah perjuangan dan komando sebagai pemimpin yang lihai dalam strategi dan taktik membuat ia menjadi figur yang dicintai rakyatnya. Wajar jika tak perlu waktu lama bagi orang-orang Seram dan Papua untuk meyakinkan pilihan mereka menetapkan Nuku sebagai teladan dalam berjuang menjadi raja atau pemimpin mereka.
Sebagai raja, Nuku tak menikmati kemewahan istana yang dilumuri harta dan kehormatan tinggi sebagai pengendali tahta. Amanah Raja Seram dan Papua sejatinya adalah sebuah tanggung jawab yang tak mudah, ia mesti melewati gerak hidup yang tak istimewa diantara aral melintang dan hidup yang menderita. Betapa memimpin adalah menderita, leiden Is lijden itu dilewati Nuku semenjak
mahkota raja itu bersemayam di kepalanya.
Selama hampir tujuh belas tahun, Nuku terlibat dalam gerilya laut. Menyusuri pulau demi pulau dengan Juanga dan kora-kora. Badai segala badai ia terjangi, basah kuyup tak tersudut. Terik yang membakar membikin nyali juangnya terus menjalar.
Nuku tak pernah berhenti, ia terus berada di jalan juang itu. Pernah nyaris kalah oleh gempuran lima kekuatan VOC Ternate, VOC Ambon, VOC Banda, Kesultanan Ternate dan Kesultanan Tidore yang dipimpin adiknya sendiri, Sultan Kamaluddin, tetapi tak membuat ia menyerah.
Nuku tak pernah usai, berkali-kali rayuan khas kompeni melalui politik devide et impera, hasutan dan rayuan harta dan kekuasaan yang berkilau-kilau tak membuat matahatinya silau. Lelaki yang semasa hidupnya setia kepada satu orang istri yang bernama Boki Geboca ini adalah sosok yang tak pernah mudah ditaklukkan, setia bersama prinsip dan jalan Loa se Banari yang diyakininya.
Keteguhan pada prinsip menolak tunduk pada penjajah dan tak sudi berserikat dengan kekuatan asing yang membikin hidup rakyat lebih susah dan menderita adalah medan perjuangan yang dilewati oleh Nuku. Selama 17 tahun berjuang dengan kelihaian strategi-taktik membikin Nuku layak mendapatkan penghormatan.
Ia dihormati kawan maupun lawan. Kepemimpinannya yang tangguh serta gaya komunikasinya yang ampuh menebalkan keyakinan kawannya dalam barisan perjuangan dan membikin musuh seolah tak berdaya, bahkan beberapa diantaranya membelot ikut kedalam barisan perjuangannya.
Sebab itu tatkala tiba masanya pada 12 April 1797, Nuku dan Barisan Perjuangan datang ke Tidore tanpa perlawanan. Sultan Tidore, Kamaluddin memilih lari menyelamatkan diri ke Ternate dengan segala ketidakberdayaannya.
Baca halaman selanjutnya..
Komentar