Hikmah Ramadan

Meraih Ampunan di Bulan Ramadan 

Oleh: Dr. Kasman Hi Ahmad, M. Pd

(Ketua MPW ICMI Maluku Utara/Wakil Bupati Halmahera Utara)

Ramadan merupakan bulan suci yang selalu dirindukan dan dinantikan umat Islam di seluruh dunia. Dalam bulan ini, Allah SWT membuka pintu rahmat, keberkahan, dan ampunan seluas-luasnya bagi hamba-Nya. Sebagaimana ditegaskan dalam banyak hadist dan ayat Al-Qur’an, Ramadan merupakan kesempatan emas untuk kembali kepada Allah dengan taubat nasuha, meningkatkan amal saleh, dan memperbanyak ibadah.

Mengenai keutamaan bulan Ramadan, Allah SWT berfirman dalam Al Qur’anul Karim : "Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil)." (QS. Al-Baqarah: 185)

Bulan ini tidak hanya dimuliakan karena diturunkannya Al-Qur’an, tetapi juga karena menjadi momentum utama untuk meraih ampunan Allah. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :

"Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari no. 38, Muslim no. 760)

Hadist ini menunjukkan bahwa puasa bukan hanya ibadah fisik, tetapi juga berkaitan dengan dmensi spiritual yang menuntut keikhlasan dan harapan akan ampunan Ilahi. Terdapat beragam cara dalam meraih ampunan di bulan Ramadan, yakni : menjalankan puasa dengan keimanan (iman) dan harapan pahala (ihtisab) merupakan syarat utama untuk mendapatkan ampunan dari Allah (An-Nawawi, Syarh Shahih Muslim, 2003).

Selain itu, melakukan Shalat Malam (Tarawih dan Qiyam). Kaita dengan ini, Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang melakukan qiyam Ramadan karena iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari No. 37, Muslim No. 759)

I’tikaf dan Tadabbur Al-Qur’an, merupakan salah satu cara meriah ampunan Allah SWT. I’tikaf di sepuluh malam terakhir Ramadan untuk mencari Lailatul Qadr sangat dianjurkan. Lailatul Qadr merupakan malam penuh keberkahan yang lebih baik dari seribu bulan (QS. Al-Qadr: 3).

Dianjurkan juga memperbanyak istighfar dan taubat di hari-hari Ramadan. Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulum al-Din (2005) menekankan pentingnya memperbanyak istighfar dan memperbaiki diri di bulan Ramadan, karena waktu ini merupakan saat paling tepat, saat paling baik untuk penyucian jiwa. Selain itu, memperbanyak sedekah dan amal sosial. Amal saleh seperti sedekah, membantu sesama, dan menyantuni yatim piatu menjadi ladang pahala yang besar di bulan ini (Az-Zuhaili, Tafsir al-Munir, 2002).

Bulan Ramadan yang sebentar lagi akan berlalu merupakan momen langka dalam siklus tahunan umat Islam. Sebentar lagi, kemenangan Ramadan akan kita raih. Kemenangan Ramadan bukan sekadar perayaan Idulfitri, tetapi lebih kepada transformasi diri yang berkelanjutan.

Keberhasilan Ramadan dapat diukur dari sejauh mana kaum Muslimin mampu mempertahankan ketakwaan, kepedulian sosial, dan etika yang telah dilatih selama sebulan penuh dalam meraih ampunan. Dengan demikian, Ramadan bukan sekadar ritual tahunan, tetapi proses pendidikan spiritual yang membentuk manusia yang lebih baik.

Kita berharap ampunan Allah SWT yang terbuka lebar, di mana setiap hamba, kaum Muslimin memiliki kesempatan yang sama untuk kembali kepada-Nya. Karenanya, seyogyanya setiap Muslim memaksimalkan ibadah dan amal saleh selama bulan ini sebagai bentuk rasa syukur dan harapan meraih maghfirah-Nya. Di ujung sisa Ramadan, kita bersimpuh mengharap ampunan Allah SWT, dan menerima semua amal ibadah kita selama Ramadan. Aamiin Yaa Rabbal’aalamin. []

Komentar

Loading...

You cannot copy content of this page