Site icon MalutPost.com

Malam 21 Ramadan di JS Coffee: Ngopi Sambil Diskusi Lepas

Suasana diskusi di JS Coffe

Suasana diskusi di JS Coffe

Malam ini, suasana di JS Coffee terasa lebih hangat dari biasanya. Udara Ramadan yang mulai memasuki fase akhir membawa nuansa perenungan bagi siapa saja yang merasakannya.

Saya dan beberapa teman duduk melingkar di salah satu sudut kedai, menikmati aroma khas Black Coffee racikan Bang Sabi—kopi hitam yang selalu punya cerita di setiap tegukan.

Di sela obrolan ringan, diskusi mengalir ke satu tema yang lebih mendalam: tanggung jawab keumatan. Dalam heningnya malam 21 Ramahan, yang diyakini sebagai salah satu malam istimewa, kami mencoba menggali makna dari peran umat dalam kehidupan sosial dan spiritual.

“Tanggung jawab keumatan itu bukan sekadar soal ibadah ritual,” ucap salah satu teman sambil mengaduk kopinya.

“Tapi bagaimana kita bisa bermanfaat untuk sesama, menjadi bagian dari solusi, bukan sekadar penonton.”

Baca Halaman Selanjutnya..

Malam 21 Ramadan, JS Coffee menjadi saksi pertemuan kami para jurnalis, aktivis, dan elemen masyarakat yang peduli pada kondisi umat. Di meja panjang yang dipenuhi cangkir Black Coffee, kami berbagi gagasan, bertukar pandangan, dan merenungi tanggung jawab keumatan yang kian menuntut keseriusan.

Diskusi semakin menarik saat ada yang menyinggung peran pemuda dalam membangun daerah. Ada yang menekankan pentingnya ekonomi berbasis komunitas, ada yang menyoroti pendidikan dan literasi agama yang harus lebih kuat, dan ada pula yang menyinggung soal ketidakadilan sosial yang masih terjadi di sekitar kita.

Di tengah suasana hangat, dentingan sendok dan suara mesin kopi menjadi latar bagi diskusi kami. Kami membahas berbagai persoalan, dari ketimpangan sosial, hak-hak masyarakat, hingga bagaimana umat Islam seharusnya mengambil peran strategis dalam membangun peradaban yang lebih adil.

“Keumatan bukan sekadar identitas, tetapi amanah yang harus dijalankan dengan aksi nyata,” kata salah seorang jurnalis, sambil menyesap kopi hitamnya.

Seorang aktivis menimpali, menekankan bahwa tanpa gerakan yang terorganisir, kepedulian hanya akan menjadi wacana yang tak berujung.

Baca Halaman Selanjutnya..

Diskusi semakin dalam. Kami menyinggung peran media dalam menyuarakan kepentingan umat, pentingnya membangun solidaritas sosial, serta tantangan yang dihadapi dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat.

Ramadhan bukan hanya tentang ibadah individu, tetapi juga momentum memperkuat kepedulian dan aksi nyata bagi sesama.

Malam semakin larut, tetapi semangat kami tetap menyala. Cangkir-cangkir kopi mulai kosong, namun percakapan kami belum usai.

Malam 21 Ramadan di JS Coffee ini bukan sekadar pertemuan, melainkan pengingat bahwa tanggung jawab keumatan harus terus kita emban, bukan hanya dalam diskusi, tetapi juga dalam setiap langkah perjuangan.

Malam ini, di antara tegukan kopi dan hembusan udara Ramadhan, kami menemukan energi baru untuk terus berkontribusi bagi umat dan daerah.

Semoga……!

Pojok JS coffe
20 Ramadhan 1446 H.

By: Bang Mo

Exit mobile version