Budaya Pemerintahan “Asal Bunyi” dan “Asal Bapak Senang”

Hal ini menghambat budaya diskusi yang sehat di dalam birokrasi dan menyebabkan para pejabat cenderung dikelilingi oleh "yes-men" yang hanya menyampaikan informasi yang menyenangkan bagi mereka.
Selain itu, dinamika politik elektoral juga berperan dalam memperkuat budaya “Pejabat Asal Ngomong.” Dalam sistem politik yang sangat kompetitif, pejabat publik sering kali lebih fokus pada pencitraan dibandingkan pada efektivitas kebijakan.
Setiap pernyataan yang mereka keluarkan harus menarik perhatian media dan memberikan keuntungan elektoral, meskipun itu berarti mengorbankan akurasi informasi.
Akibatnya, banyak pejabat yang berbicara tanpa dasar data, sekadar untuk mendapatkan simpati publik atau mengalihkan perhatian dari isu-isu yang lebih mendesak.
Faktor lainnya adalah lemahnya sistem evaluasi dan pengawasan terhadap kinerja pejabat publik. Dalam banyak kasus, tidak ada konsekuensi yang cukup signifikan bagi pejabat yang memberikan informasi yang menyesatkan atau membuat kebijakan berdasarkan laporan yang tidak akurat.
Tanpa mekanisme akuntabilitas yang ketat, kebiasaan memberikan informasi yang tidak jujur akan terus berlanjut dan menjadi bagian dari budaya birokrasi.
Implikasi Serius terhadap Kebijakan dan Masyarakat
Dampak dari fenomena ini sangat luas dan mendalam. Salah satu dampak paling nyata adalah kegagalan kebijakan publik yang berulang akibat informasi yang salah atau manipulatif.
Baca Halaman Selanjutnya..
Komentar