Catatan

Danantara, Om Paul, Tonny dan Najib Razak

Apalagi Tonny sendiri. Berharap dari 'investasikan" dana Rp250 juta akan memperoleh margin bersih yang dibayangkan lebih dari Rp50 juta. Siapa yang bertanggung jawab atas kerugian ini, tidak ada. Karena tak diikutkan asuransi dan tidak ada perjanjian apa-apa.

****

Kisah Om Paul dan Tony, sekadar ilustrasi dan analogi sederhana dari sedikit gambaran hadirnya BPI Danantara (Badan Pengelola Investasi Daya Aganata Nusantara).

Lembaga ini secara resmi diluncurkan pada Senin 24 Februari 2025. Lembaga ini dapat kucuran awal dari pemerintah sebesar Rp350 triliun.

Uang sejumlah itu diambil dari pemangkasan anggaran APBN. Dalam waktu dekat, setelah BUMN melaksanakan RUPS, deviden yang biasa masuk ke kas negara, juga akan beralih ke kas Danantara. Ini akan terus berlanjut di tahun depan. Danantara akan terus menerima laba BUMN dalam bentuk deviden.

Nahkoda Danantara sudah ditunjuk dan dilantik. Sosok itu adalah Rosan Roeslani, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM).

Danantara merupakan Holding Company, induk dari 9 BUMN produktif yang memiliki aset lebih dari Rp14 ribu triliun. Asset sebesar ini, menjadikan Danantara masuk 10 perusahaan besar di dunia.

Danantara sendiri fokus pada dua holding besar. Satu holding mengelola investasi yang dikepalai Pandu Syahrir, dan satunya holding operasional yang dikomandoi Donny Oskaria. Donny juga sebelumnya Wakil menteri BUMN.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Komentar

Loading...