Festival Tanjung Waka: Satu dari 110 Event Pariwisata Terbaik versi Kementerian Pariwisata 

Bupati dan Wakil Bupati Sula, Staff Ahli Menteri Pariwisata, Staff Ahli Gubernur Malut, Ketua DPRD Kab. Kepulauan Sula, Dandim Sula, Kapolres Sula saat Pelepesan anakan Penyu Belimbing (Tukik) di Pantai Fatkayoun yang menjadi habitat Penyu.

Sanana, malutpost.com -- Festival Tanjung Waka (FTW) sukses menjadi satu dari 110 event pariwisata terbaik di Indonesia oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Indonesia.

Ini tidak terlepas dari komitmen dan konsistensi festival di Kabupaten Kepulauan Sula itu mengusung konsep eco-event dan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan. Terbukti, selama pelaksanaan FTW, hampir 90 persen material yang digunakan ramah lingkungan dan peniadaan penggunaan bahan plastik untuk konstruksi bangunan dan dekorasi di venue serta menekan penggunaan kemasan plastik makanan dan minuman sepanjang acara berlangsung.

Bupati Kepulauan Sula, Fifian Adeningsih Mus bersyukur atas prestasi yang diraih FTW dalam empat tahun berturut-turut. Dia mengaku akan terus memastikan FTW mengedepankan pemeliharaan alam dan lingkungan, pentas keaslian seni dan budaya, mengangkat tradisi, adat istiadat, flora dan fauna, serta keseimbangan hidup antara manusia dan alam.

“Semoga FTW membawa prespektif baru bagi pelaksanaan event di Maluku Utara bahwa tidak hanya menciptakan pertumbuhan ekonomi kreatif bagi masyarakat namun mengedepankan konsep Eco-event dan menjaga lingkungan itu penting untuk dikembangkan dalam pelaksanaan event-event,” akunya.

Bupati dua periode itu merasa bangga atas capaian FTW dengan mencetak rekor dunia MURI Indonesia dengan atraksi tarian Laka Baka diatas armada tradisional Sula oleh 1.500 penari dari 80 desa di Kabupaten Kepuluan Sula.

“Alhamdulilah, terima kasih kepada Presiden Prabowo melalui Kementerian Pariwisata RI yang sudah memberikan hadiah berharga bagi Sula dengan masuknya FTW pada KEN 2025,” ucap Fifian.

Dia mengatakan prestasi tersebut sebagai penghargaan buat seluruh masyarakat dan Pemerintah Daerah Sula yang sudah bekerja keras mensukseskan FTW selama 4 tahun berturut-turut.

Tak lupa, Fifian menambahkan FTW mendatang tepatnya 24-27 Oktober 2025, akan membuka kesempatan lebih banyak untuk wisatawan Nusantara dan mancanegara untuk terlibat langsung dalam aksi-aksi penyelamatan alam.

Aksi tersebut seperti beach clean-up, kampanye penyelamatan penyu, penanaman mangrove, transplantasi terumbu karang, pembuatan pupuk kompos, pemanfaatan sampah plastik untuk konstruksi trash art, dan jelajah destinasi hutan madu dan cokelat serta praktek penyelamatan flora dan fauna di Sula. (uty/pn)

Komentar

Loading...

You cannot copy content of this page