Menggugat Sistem Kurikulum Indonesia

Selain itu, program pelatihan dan peningkatan kompetensi guru juga perlu ditingkatkan agar guru bisa mengimplementasikan kurikulum dengan baik.
Keempat, orientasi pendidikan perlu diubah dari sekadar mengejar nilai ujian menjadi proses pembelajaran yang bermakna. Asesmen nasional seharusnya digunakan sebagai alat untuk memetakan kualitas pendidikan, bukan sebagai tolok ukur keberhasilan siswa. Proses pembelajaran perlu lebih menekankan pada pemahaman konsep dan pengembangan karakter siswa.
Kelima, guru perlu lebih dilibatkan dalam proses pengembangan kurikulum. Guru adalah pihak yang paling memahami kondisi dan kebutuhan siswa, sehingga mereka seharusnya memiliki peran aktif dalam menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan di lapangan. Selain itu, beban administratif guru juga perlu dikurangi agar mereka bisa fokus pada proses pembelajaran.
Keenam, pendidikan karakter perlu diintegrasikan secara nyata dalam kurikulum. Nilai-nilai seperti kejujuran, disiplin, dan toleransi perlu diajarkan melalui praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan-kegiatan yang mendorong kolaborasi, empati, dan tanggung jawab juga perlu menjadi bagian dari proses pembelajaran.
Terakhir, pendidikan inklusif perlu menjadi prioritas dalam pengembangan kurikulum. Fasilitas dan tenaga pengajar yang memadai perlu disediakan untuk menangani siswa berkebutuhan khusus Setiap siswa, terlepas dari kondisi fisik atau mentalnya, berhak mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Pada akhir artikel ini penulis berkesimpulan bahwa kurikulum pendidikan di Indonesia masih memiliki banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Mulai dari muatan materi yang terlalu padat, kurang relevan dengan kebutuhan zaman, hingga ketimpangan implementasi di daerah.
Untuk menciptakan generasi yang berkualitas, kurikulum seharusnya lebih fleksibel, adaptif, dan berfokus pada pengembangan potensi siswa secara holistik. Pemerintah, sekolah, dan semua pihak terkait perlu bekerja sama untuk memperbaiki kurikulum pendidikan di Indonesia.
Dengan demikian, pendidikan di Indonesia bisa menjadi alat yang efektif untuk menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan siap menghadapi tantangan masa depan.(*)
Opini ini sudah terbit di koran Malut Post edisi. Kamis, 13 Februari 2025
Link Koran Digital: https://www.malutpostkorandigital.com/2025/02/kamis-13-februari-2025.html
Komentar