Menggugat Sistem Kurikulum Indonesia

Sayangnya, kurikulum pendidikan di Indonesia masih terlalu fokus pada materi-materi konvensional yang kurang relevan dengan kebutuhan zaman.

Misalnya, siswa masih diharuskan menghafal rumus-rumus matematika yang kompleks, tetapi kurang diajarkan bagaimana menerapkan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari atau dalam konteks teknologi yang berkembang pesat.

Selain itu, kurikulum juga kurang menekankan pada pengembangan soft skills seperti komunikasi, kolaborasi, dan problem solving, yang sangat dibutuhkan dalam dunia kerja dan kehidupan sosial.

Kurikulum seharusnya lebih adaptif terhadap perubahan zaman dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan masa depan, termasuk bagaimana berinteraksi dengan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab dalam era industri 5.0.

Implementasi kurikulum di Indonesia sering kali tidak merata antara daerah perkotaan dan pedesaan. Sekolah-sekolah di kota besar biasanya memiliki fasilitas dan tenaga pengajar yang memadai, sehingga mampu mengimplementasikan kurikulum dengan baik.

Namun, di daerah terpencil, banyak sekolah yang kekurangan fasilitas, buku, dan guru berkualitas. Akibatnya, siswa di daerah pedesaan sering kali tertinggal dalam hal kualitas pendidikan.

Ketimpangan ini semakin diperparah dengan kurangnya perhatian pemerintah terhadap pendidikan di daerah terpencil. Padahal, pendidikan adalah hak setiap warga negara, tanpa terkecuali.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4 5 6

Komentar

Loading...