Mengenal, Wisata Cengkeh Afo CAGS, di Tongole Ternate
Sajian Tradisional dengan Konsep Modern

Bahan makanan yang akan dimasak dimasukkan dalam bambu lalu dibakar dengan kayu bakar. Sedangkan bapak-bapak menampilkan atraksi budaya, memainkan musik tradisional.
Sejak berdiri pada Oktober 2017, sudah banyak tamu yang dijamu komunitas ini baik wisatawan lokal, nasional hingga mancanegara. Sambutan yang ramah membuat para tamu nyaman dan betah berlama-lama di tempat yang disetting menyatu dengan alam. Inilah resep CAGS tetap eksis hingga kini.
Sayangnya, tempat wisata yang berada tepat di bawah pohon Afo III itu akan pindah. “Tepat 31 Desember tahun lalu, kita pindah dari lokasi lama ke lokasi baru,” kata Founder, Kris Syamsudin kepada Malut Post, akhir pekan lalu.
Kris mengaku, lokasi baru tak jauh hanya sekitar 300 meter dari lokasi sebelumnya. Alasannya karena butuh tempat yang lebih luas dan nyaman.
Di dampingi Ketua Komunitas, Jauhar Mahmud, Kris bilang dengan konsep pariwisata berkelanjutan sejak awal, mereka harus memikirkan terkait carrying capacity atau daya dukung suatu destinasi.
“Kalau di sana kita sudah mentok, tidak bisa dikembangkan lagi karena dibatasi pemukiman warga di kanan dan kiri, sehingga untuk menampung orang lebih banyak itu sudah tidak mungkin,” paparnya.
“CAGS yang sekarang adalah new CAGS atau CAGS baru,”sambung Kris. Perubahan nama itu menandai awal perjalanan komunitas di lokasi yang baru namun dengan konsep yang sama, Community Based Tourism (CBT) atau pariwisata yang melibatkan masyarakat setempat dalam perencanaan, pengembangan, dan pengelolaan pariwisata.
Baca Halaman Selanjutnya..
Komentar