Sahril dan Jurnalis Gaza

Sahril hadir mewakili Ikatan Jurnalis Televisi (IJTI) Maluku Utara yang juga diundang. Pria ini bahkan duduk santai menyimak kata per kata pembicara lalu menjadi penanya pertama.

Dengan dialeknya yang formal, Sahril meng-higlight apa yang dilihat dan direkamnya berkali-kali di Halmahera Tengah ketika tambang hadir.

Sebagai jurnalis lapangan, Sahril juga tak luput atas apa yang terjadi di kampung halamannya di Desa Bisui, Gane Timur, tempat ia menghabiskan masa kecilnya dan rumah peristirahatan terakhirnya.

Kepada Muksin Amrin, pemateri dari DPRD Malut, Sahril menitip pesan—hentikan ekspansi perusahaan kelapa sawit di sana sebelum sungai-sungai sebagai ekosistem penyangga tercemar.

Dalam memori kolektifnya, Sahril seolah-olah memberi isyarat lisan kepada siapa pun yang hadir dalam acara AJI Ternate. Kepergiaanya yang getir itu meninggalkan pesan kemanusiaan tentang orang-orang kalah di tanah mereka beranak pinak.

Dia tegas dalam komitmen untuk menjelaskan kenyataan pahit akan krisis sosial di Halmahera sana. Di era “jurnalisme pacuan kuda”, Sahril bukanlah tipe jurnalis rilis.

Baca Halaman Selanjutnya..

Selanjutnya 1 2 3 4

Komentar

Loading...