Catatan
Transisi Energi, Praktik Ekstraktivisme, dan Masa Depan Wilayah Pulau

Sungai Kobe pun meluap, merendam permukiman di desa-desa tersebut. Kondisi terparah terjadi di Desa Luko Lamo dan Lelilef, genangan air hampir mencapai dua meter, tatkala banjir menyerang pada 12-13 Agustus 2024.
Memang, pemberian izin tambang di Halmahera Tengah kurang memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat setempat.
Perusahaan tambang begitu mudah memperoleh izin, tetapi proses pengawasan terhadap dampak lingkungan dan sosialnya tidak berjalan secara optimal.
Potensi degradasi lingkungan yang tinggi dan merugikan masyarakat lokal begitu terbuka menganga. Sementara kehadiran industri ekstraktif, terutama nikel, telah menciptakan peluang ekonomi baru dengan hadirnya lapangan kerja dan infrastruktur.
Namun, dampak ini tidaklah seragam berlaku di seluruh lapisan masyarakat. Banyak masyarakat lokal terpaksa melepaskan lahan mereka untuk dijadikan area tambang atau fasilitas pendukung industri lainnya.
Dampak kehilangan lahan ini menyebabkan masyarakat tak hanya kehilangan sumber penghidupan tetapi juga koneksi budaya dengan tanah mereka.
Baca Halaman Selanjutnya..
Komentar