Qabil dalam Jelmaan Manusia Modern Menurut Ali Syariati

Kondisi inilah yang melatarbelakangi lahirnya masyarakat konsumtif di mana masyarakat dikontrol dalam hal apa yang akan dikonsumsinya, dan hampir sebagian dari kita tidak menyadari itu.
Personifikasi yang kedua adalah Fir’aun. Siapa yang tak mengenal sosok fenomenal ini, yang bahkan kisahnya diabadikan sepanjang masa. Sosok manusia dengan kekuasaan yang despotik, tiranik juga hegemonik bahkan dengan kekuasaannya ia menyamai dirinya sebagai tuhan.
Sosok ini merupakan teman baik Qarun, bahkan jika ada yang memusuhi Qarun akan habis dibasmi olehnya. Kekuasaan Fir’aun adalah kekuasaan yang eksploitatif dan mementingkan diri sendiri, kekuasaanya adalah virus yang berakibat pada matinya realitas sosial.
Di era sekarang, bayang-bayang kekuasaan Fir’aun keberadaanya dalam bentuk yang lebih halus atau dalam pandangan Zakiyuddin Baidhaway kekuasaan Fir’au yang despotik, tiranik dan hegemonik menampakkan dirinya dalam kebijakan developmentalisme dan modernisasi oleh pemerintah Amarika di masa Harry S. Trutman terhadap dunia ketiga dalam rangka menguatkan posisinya.
Dimana menimbulkan daya rusak pada setiap negra yang menganutnya lebih-lebih pada ketergantungan (Zakiyuddin Baidhaway, RisetBook, 2007).
Jika kita menengok di Indonesia, kebijkaan tersebut dipraktekkan oleh Presiden Soeharto dalam bentuk pembangunan berjenjang (PELITA).
Hal demikian jelas terlihat dari aktivitas industrialisasi ekstraktif yang bersifat eksploitasi alam tiada batas bahkan sampai sekarang. Kekuasaan demikian tak menghendaki perlawanan, bila ada akan berujung persekusi dan penculikan.
Baca Halaman Selanjutnya..
Komentar