Qabil dalam Jelmaan Manusia Modern Menurut Ali Syariati

Sejak mula dar abad ke-15 hingga abad 21 ini, kapitalisme terus eksis ditandai dengan merubah wajah baru atau lebih dikena dengan istilah kapitalisme lanjut yang terjadi pada paruh waktu abad 20.
Di fase ini, kapitalisme melakukan adaptasi lewat lembaga-lembaga korporasi yang diciptakan di mana tidak semata industri manufaktur melainkan juga bergerak pada jasa dan informasi.
Kondisi tersebut nampak pada pembentukan MultiNational Corporation/Trans National Corporation (MNC/TNC) sebagai langkah dalam upaya ekspansi dan dominasi dunia lewat kecanggihan teknologi serta orientasi ekonomi global.
Lembaga korporasi yang didirikan sebagai bentuk penegasan bahwa sistem ekonomi tidak dikontrol oleh negara melainkan pengusaha-pengusaha yang bermodal besar.
Tak sampai di situ, Word Bank, /IMF, dan WTO sebagai organisasi dunia didirikan dengan maksud menjadi kaki tangan dalam mengoperasikan sistem yang menopang akumulasi modal yang diinginkan dan terutama untuk tetap memegang kendali pada negara-negara yang baru merdeka atau biasa sdisebut sebagai negara dunia ketiga (Asran Salam, 2020;94-97).
Bahkan lebih jauh di era sekarang, kapitalisme lebih mudah melakukan akumulasi modal dengan teknologi informasi-peran media. Desain iklan yang sarat akan kajian psikologi, budaya dan sosial menjadi injeksi ekploitasi, merubah struktur psikologi dan perilaku khalayak lalu berkecenderungan pada keyakinan yang tinggi dari apa-apa yang ditampilkan media.
Khalayak dicekcoki dengan nilai-nilai pristise sosial seperti kemewahan, kebanggaan dan kehormatan yang semuanya dimaksudkan untuk mengangkat nilai hidup bersosial (gaya hidup).
Baca Halaman Selanjutnya..
Komentar